Indovoices.com- Salah satu yang penting untuk diperhatikan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) adalah aset negara atau Barang Milik Negara (BMN).
“Peran dari BMN adalah mengupayakan ketika masih dalam tahap produksi juga sudah dilakukan transformasi. Ini yang menjadi fokus dari DJKN khususnya LMAN yang diberi mandat khusus mengelola asset. Kita harus rewel ke PT Badak agar jangan sia-siakan aset yang sekarang,” tukas Wamenkeu saat berkunjung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bontang.
Bagi kota yang memiliki pendapatan dari komoditas utamanya sumber daya alam (SDA), penting untuk diperhatikan keberlanjutan ekonominya, pesan Wamenkeu. Jangan sampai saat SDA habis, ekonomi di kota tersebut mengalami kemunduran.
Untuk itu, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara bersama Direktur Jenderal Kekayaan Negara (Dirjen KN) Isa Rachmatarwata dan Direktur Utama Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Rahayu Puspasari berkunjung ke kota Bontang untuk memantau operasi kilang LNG yang saat ini dikelola oleh PT Badak NGL.
Selanjutnya, disampaikan oleh Kepala KPP Pratama Bontang Windu Kumoro, kota Bontang akan memiliki pusat perbelanjaannya yang pertama. Hal ini diharapkan akan menjadi potensi peningkatan ekonomi serta pendapatan daerah di kota Bontang.
“Tujuan dari kunjungan ini tidak hanya untuk melihat perkembangan produksi atau lifting tapi yang kita ingin lihat lebih strategis LNG Badak apalagi kota Bontang mau punya mall pertama. Jangan sampai mallnya berhenti di mall pertama tapi akan muncul mall-mall selanjutnya. Artinya kita berharap perkembangan kota Bontang tidak berhenti beroperasi tapi bisa melanjutkan bisa dengan fungsi-fungsi lain,” tambah Wamenkeu.
Saat melakukan kunjungan ke PT Badak NGL, President Director dan CEO PT Badak NGL Didik Sasongko, memaparkan beberapa bentuk dukungan PT Badak NGL atas program pemerintah. Pertama, meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui penyediaan tenaga kerja dan program pendidikan (Corporate Social Responsibility / CSR), meningkatkan ketahanan energi dan fiskal nasional, percepatan konversi bahan bakar ke gas untuk listrik, rumah tangga, dan industri Indonesia Tengah dan Timur, menyediakan bahan bakar alternatif yang lebih efisien dan aman untuk industri, serta meningkatan produksi bahan bakar minyak (BBM).
Kedua, meningkatkan pendapatan negara melalui pengembangan bisnis baru dan optimalisasi asset kilang LNG Badak. Ketiga, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pajak dan dana bagi hasil (DBH) migas untuk Pemerintah Daerah (Pemda) Bontang dan Pemprov Kaltim. Keempat, menjaga kompetensi dan ketersediaan talent dan knowledge mengenai LNG Plant untuk menjaga warisan negara di bisnis LNG. (kemenkeu)