Indovoices.com-Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menggambarkan hasil pertemuan G-20 di Riyadh Saudi Arabia pada acara CNBC Indonesia Outlook 2020 dimana masalah virus corona menurunkan optimisme pertumbuhan global menjadi sekitar 2,9% dari sebelumnya yang dipatok 3,3%.
“Proyeksi untuk 2020 adalah pertumbuhan ekonomi dunia itu 3,3% itu lebih tinggi dari 2,9%. Namun, hanya dalam satu bulan saja di 2020 tonenya itu sudah mulai menurun. Ini disebabkan karena selain di satu sisi ada harapan positif RRT sama Amerika sudah ada first state of agreement di dalam trade war-nya. Namun, kemudian muncul masalah baru yaitu corona virus. Hanya dalam waktu 2 minggu maka seluruh proyeksi dan assesment terhadap risiko 2020 menjadi sangat berubah menuju ke resikonya lebih tinggi,” ungkap Menkeu di Ballroom Ritz Carlton Pacific Place SCBD Jakarta.
Menkeu menjelaskan, hal ini akan berdampak pula pada ekonomi Indonesia karena ukuran ekonomi RRT sekarang sudah di atas 13 triliun US dollar dengan kontribusi terhadap ekonomi dunia sebesar 17%. Jika RRT mengalami penurunan sebesar 1% dari pertumbuhannya, Indonesia akan juga terdampak sekitar 0,3%-0,6%, dimana pertumbuhan Indonesia dipatok di kisaran 5%.
“Jadi, kalau dia mengalami pelemahan pengaruhnya juga akan terasa di seluruh dunia. Sekarang ekonomi baseline mereka 6, ada di bawah 6, penurunan dari RRT itu akan terasa menjadi secara psikologis cukup berat karena menuju ke area level 5% pertumbuhannya,” tukas Menkeu.
Menkeu melanjutkan bahwa Pemerintah RRT mengakui di pertemuan G-20 bahwa dampak corona virus di kuartal pertama cukup menghantam perekonomian mereka dan akan mengupayakan untuk mengejar di kuartal dua, tiga, empat yang masih 70% terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) sehingga pertumbuhan ekonomi di RRT bisa pulih. Hal tersebut merupakan salah satu harapan agar pengaruhnya tidak akan terlalu besar bagi ekonomi dunia dan tentu pada akhirnya ke ekonomi Indonesia.
Sebagai informasi, Menkeu menjadi salah satu narasumber dalam diskusi panel bersama Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah. (kemenkeu)