Indovoices.com-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang melakukan pengujian awal pengobatan potensial untuk virus corona (Covid-19) menggunakan vaksin Remdesivir. Uji klinis permulaan ini ditargetkan rampung tiga pekan mendatang.
Vaksin Remdesivir merupakan antivirus yang dikembangkan perusahaan bioteknologi yang berbasis di Amerika Serikat, Gilead Sciences. Vaksin dengan kode pengembangan GS-5734 ini masuk kelas analog nukleotida. Antivirus ini disintesis dalam beberapa turunan ribosa.
Dikutip dari CNBC, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan beberapa pasien terinfeksi virus corona menjadi bagian dalam uji klinis Remdesivir. Diberitakan NBC, sekelompok pasien di Nebraska juga menjadi bagian dalam uji klinis ini.
Remdesivir awalnya diuji coba untuk melawan infeksi pada wabah Ebola di Afrika. Kini, vaksin itu juga digunakan sejumlah rumah sakit di China untuk melawan infeksi virus corona.
Berdasarkan studi yang baru saja dipublikasikan National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), vaksin Remdesivir berhasil mencegah penyakit pada kera rhesus yang terinfeksi virus corona sindrom Timur tengah atau MERS-CoV.
Vaksin Remdesivir bekerja dengan dua cara. Antivirus ini dapat mencegah penyakit ketika diberikan sebelum infeksi dan memperbaiki kondisi kera ketika diberikan setelah terinfeksi.
Dalam berbagai percobaan di laboratorium, Remdesivir berhasil melindungi hewan terhadap berbagai virus. Obat ini juga secara eksperimental efektif mengobati monyet yang terinfeksi virus Ebola dan Nipah.
“Para ilmuwan menunjukkan bahwa hasil penelitian yang menjanjikan, mendukung uji klinis tambahan Remdesivir untuk MERS-CoV dan COVID-19,” pernyataan resmi dari NIAID dalam keterangan pers yang dipublikasikan di Science Daily.
Jika hasil pengujian awal ini berhasil, uji klinis bakal dilanjutkan ke tahap berikutnya. Jika terus menunjukkan hasil yang positif, bukan tak mungkin vaksin Remdesivir dapat digunakan untuk antivirus corona.
Selain vaksin Remdesivir, WHO juga menguji kombinasi obat HIV Lopinavir dan Ritonavir. Tak diketahui secara pasti berapa waktu pengujian total yang dibutuhkan untuk mendapatkan vaksin corona. (cnn)