Indovoices.com-Arus barang dan bantuan tersendat akibat kebijakan lockdown virus Corona yang diterapkan berbagai negara Eropa. Agar gangguan itu tidak terjadi lagi, Uni Eropa meminta ke-27 anggotanya menghentikan lockdown dan membuka perbatasan untuk sesaat. Durasi yang diminta: 15 menit.
“Pekan lalu, kami menemukan berbagai titik perlintasan di mana truk mengantri hingga 40 kilometer dan terhambat selama 18 jam. Hal itu harus dihentikan,” ujar Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters.
Sebagaimana diketahui, Eropa menjadi benua yang paling terdampak oleh virus Corona saat ini. Berbagai negara di dalamnya menghadapi ribuan kasus dan ratusan atau bahkan ribuan korban meninggal. Salah satu yang terparah adalah Italia dengan 59.138 kasus dan 5.476 korban meninggal.
Pandemi virus Corona yang parah pada akhirnya memaksa negara untuk melakukan lockdown atau karantina. Akses masuk dan keluar ditutup untuk menghalangi warga mereka berkeliaran yang malah bisa memperparah penyebaran virus Corona. Nah, belakangan, hal ini malah menyebabkan arus barang esensial dan bantuan, yang mengambil jalur darat, malah sulit masuk.
Di Eropa, pengantaran barang via jalur darat mengambil porsi 75 persen. Begitu lockdown diterapkan di berbagai negara, otomatis terjadi bottleneck. Bahkan beberapa truk sampai terjebak karena tidak bisa masuk ataupun kembali.
Ursula mengatakan, waktu 15 menit cukup untuk menyelesaikan antrian yang terjadi di berbagai titik perbatasan. Hal itu sudah dhitung oleh timnya, termasuk menimbang lamanya pemeriksaan kesehatan di tiap titik.
Begitu bottleneck yang ada beres, Ursula menyampaikan akan meminta negara-negara Eropa untuk membuat ‘jalur hijau’. Jalur itu berfungsi untuk menopang pengantaran barang-barang esensial serta bantuan. Dengan begitu, di tengah situasi pandemi virus Corona sekalipun, pengantaran barang esensial dan bantuan tetap terakomodir.
Selain itu, khusus untuk sopir, Ursula merencanakan penyederhanaan surat-surat izin melintas perbatasan untuk sopir. Tujuannya, untuk mempercepat pemeriksaan di titik perbatasan. “Negara Uni Eropa juga perlu menunda sementara batasan-batasan seperti larangan berkendara di saat malam atau akhir pekan,” sebagaimana dikutip dari Reuters.
Bagaimana dengan Inggris yang sudah keluar dari Uni Eropa? Komisi Eropa dikabarkan juga akan berkoordinasi dengan Inggris dalam membuat guideline jalur hijau tersebut. Bahkan, negara-negara non Eropa seperti Swiss juga akan dilibatkan.(msn)