Indovoices.com –Sebanyak 600.000 unit Flocked Swab HS-19 karya Universitas Indonesia (UI) diserahkan kepada rumah sakit jaringan UI serta Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Flocked Swab HS-19 merupakan alat pengumpul spesimen Covid-19 yang digunakan saat melakukan tes swab dengan menggunakan mesin Polymerase Chain Reaction (PCR).
Alat tersebut merupakan karya inovatif konsorsium UI yang terdiri atas para ahli dan peneliti dari Research Center for Biomedical Engineering (RCBE) Fakultas Teknik UI (FTUI), peneliti Fakultas Kedokteran (FKUI), dan berkolaborasi dengan para mitra industri.
“Flocked Swab Made in Indonesia HS-19 ini diproduksi setelah melalui tahapan riset dan pengujian dari Laboratorium Mikrobiologi FKUI, untuk memastikan produk telah aman digunakan bagi tenaga kesehatan maupun pasien,” ujar Dekan FTUI Hendri, dikutip dari siaran pers.
Hendri mengatakan, alat tersebut diciptakan dengan kandungan komponen dalam negeri yang mencapai hampir 100 persen.
Adapun mitra industri yang terlibat berasal dari Dynapack Asia Pte Ltd, PT Chandra Asri TbK, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Ingress Malindo Ventures.
Kemudian PT Toyota Auto Body-Tokai Extrusion, PT Sri Tita Medika, PT Langgeng Jaya Fiberindo, dan PT Indachi Prima.
Unit HS-19 tersebut diserahkan kepada RSUI, RSCM, RSKGM FKG UI, Dinas Kesehatan Jawa Barat, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, serta Laboratorium Mikrobiologi UI.
Selain memperoleh bantuan dari Konsorsium, pengembangan produk HS-19 juga didanai oleh hibah Program Pendanaan Perancangan dan Pengembangan Purwarupa (P5) dari Direktorat Inovasi dan Science Techno Park UI (DISTP UI), serta donasi berbagai pihak.
“Langkah selanjutnya, DISTP UI akan mulai mempersiapkan versi komersial yang akan diluncurkan dalam waktu dekat,” kata Hendri.
Saat ini, kata dia, FTUI juga telah menyiapkan berbagai sarana pendukung yang berada di Gedung Integrated Creative Engineering Learning Lab (i-CELL) untuk mempercepat proses purwarupa dan pengujian produk swab stick untuk komersialisasi.
Diketahui, hingga saat ini, tes swab menjadi standar diagnostik Covid-19 yang dianjurkan oleh World Health Organization (WHO).
Hal tersebut dikarenakan tingkat reliabilitasnya jauh lebih tinggi dibanding metode lainnya.
Tes swab yang menggunakan mesin PCR, membutuhkan flocked Swabatau produk pengumpul spesimen.
“Hingga saat ini flocked swab masih sangat langka di Indonesia dan hanya bisa didapatkan melalui impor,” ucap dia.(msn)