Indovoices.com –Virus corona SARS-CoV-2 masih menjadi pandemi. Meski, beberapa negara, termasuk Indonesia sudah menunjukkan ke arah lebih baik, tapi kewaspadaan harus dijaga.
Namun faktanya, belakangan ini masyarakat mulai abai terhadap protokol kesehatan. Di Jakarta misalnya, saat kasus cenderung flattening, masyarakat mulai lengah.
Dari data yang disampaikan ahli wabah UI Pandu Riono yang dikutip kumparan, Selasa (27/4), terlihat tren kepatuhan terhadap prokes yang begitu nyata.
Baik kepatuhan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, semuanya menurun. Yang paling parah penurunannya terjadi pada kepatuhan menjaga jarak.
Data yang disampaikan Pandu ini merupakan pemantauan yang dilakukan oleh UNICEF. Data harian diambil dengan metode moving average.
Tentu hal ini menjadi warning. Apalagi, fakta lain menunjukkan klaster perkantoran juga melesat hampir tiga kali lipat.
“Mas @aniesbaswedan & bang @ArizaPatria, ada hal yang sangat mengkhawatirkan yaitu penurunan tren perilaku 3M di Jakarta. Masyarakat abai 3M & promosi 3M melemah,” kata Pandu di akun Twitternya.
Padahal di Jakarta masih diberlakukan PPKM Mikro. Namun tetap saja, banyak pelanggaran yang dilakukan.
Menurut Pandu, hal ini harus segera diantisipasi. Sebab, ancaman lonjakan kasus selalu mengintai.
“Potensial lonjakan kasus bisa terjadi, bila aktivitas penduduk meningkat, abai perilaku 3M, peningkatan mutan virus,” tutup dia.
Dikutip dari situs Corona DKI Jakarta, corona.jakarta.go.id, Senin (26/4) secara kumulatif, kasus positif corona di Jakarta kini mencapai 405.812 kasus.
Angka kematian akibat virus corona di Jakarta di angka 6.660 orang. Sementara pasien sembuh tercatat sebanyak 392.595 orang.
Artinya, masih ada 6.557 kasus positif aktif di Jakarta.