Indovoices.com-Besarnya beban biaya perluasan jaringan membuat operator seluler enggan bergerak membangun infrastruktur setara dari Sabang sampai Merauke. Hal ini mengakibatkan masyarakat di seluruh Indonesia belum merata dalam mendapatkan kemudahan untuk mengakses internet dan berkomunikasi. Aryo Pamoragung menyadari betul permasalahan ini. Ia pun tidak tinggal diam dan mulai mengambil tindakan.
Keinginan seorang Aryo Pamoragung untuk memperlebar jangkauan layanan seluler bagi masyarakat yang tinggal di luar kota besar diwujudkan melalui sebuah terobosan yang dikenal dengan refarming.
Refarming merupakan proses penataan ulang pita frekuensi radio. Istilah ini memang asing bagi sebagian besar orang. Namun, manfaat yang diperoleh dari refarming ini benar-benar dapat dirasakan langsung oleh para pengguna telepon seluler di seluruh penjuru Indonesia.
Selain untuk meningkatkan efisiensi dan optimalisasi penggunaan pita frekuensi radio, melalui refarming, masyarakat di daerah perkotaan akan menikmati penambahan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan traffic data yang mengalami kepadatan jaringan (network congestion), sedangkan bagi masyarakat Indonesia yang berada di luar perkotaan, penataan frekuensi ini akan berdampak pada tersedianya akses layanan 4G.
Tidak hanya layanan 4G yang semakin meluas, proyek yang digarap oleh Aryo Pamoragung dan tim ini melahirkan beragam dampak positif.
Dari sisi pengguna, refarming memungkinkan mereka mengakses mobile broadband berkualitas. Sementara itu, efisiensi cost akan diperoleh oleh operator seluler. Efisiensi cost diharapkan dapat menjadi subsidi silang untuk mendorong pemerataan pengembangan jaringan seluler dengan kemampuan Internet kecepatan tinggi (4G) di wilayah-wilayah di luar kota besar yang saat ini mayoritas hanya dapat menikmati layanan suara (2G).
Motivasi lulusan magister teknik elektro ITB ini sederhana. Ia ingin layanan seluler dengan kualitas sejajar dirasakan oleh seluruh penduduk Indonesia.
Tidak dipungkiri, cita-cita besarnya ini harus menghadapi sejumlah ujian, mulai dari schedule yang sangat padat, man hour sangat besar, banyaknya stakeholder yang terlibat mulai dari operator, vendor, akademisi, praktisi, pemerintah, hingga aparat penegak hukum, dan biaya yang amat besar menjadi tantangan yang harus ia jawab satu demi satu.
“Tantangan itu akan selalu ada, apapun pekerjaannya. Untuk refarming, kami menghalau tantangan tersebut dengan membangun project management,” ujar Aryo seperti dilansir dari laman Kementerian PANRB di Jakarta.
Project management yang Aryo jabarkan merupakan sebuah media pemantauan. Proses pemantauan ini diperlukan untuk memastikan refarming berjalan tepat waktu dan tepat sasaran agar tidak ada lagi cost yang timbul akibat keterlambatan. Aryo juga merangkul berbagai pihak terkait untuk memuluskan rencananya tersebut. Keberhasilan refarming diklaim Aryo sebagai hasil kerja keras tim.
“Ada orang-orang yang bekerja dalam senyap untuk memastikan komunikasi berjalan baik. Saya selalu berikan motivasi pada teman-teman saya di lapangan bahwa apa yang kami lakukan adalah wujud darmabakti kami sebagai anak bangsa dan tabungan kami di akhirat nanti,” terangnya.
Imbas dari perjuangannya, pria yang dipercaya menjabat sebagai Kepala Bagian Perencanaan Program dan Pelaporan Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika ini dinobatkan sebagai tiga terbaik kategori The Future Leader pada ajang Anugerah ASN 2019.
Prestasi yang ditorehkan oleh Aryo turut dipuji oleh atasannya, Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Rd. Susanto.
Menurut Rd. Susanto, Aryo adalah pribadi dengan talenta dan karya yang luar biasa. Sejak masa CPNS hingga kini, Aryo mampu mempertahankan, bahkan memacu kinerjanya. Ia juga sosok yang mau belajar dan haus akan pengetahuan.
Bagi Rd Susanto, komitmen Aryo merupakan bukti bahwa generasi milenial juga mampu membawa gebrakan bagi reformasi birokrasi di instansi pemerintah. “Pak Aryo kami proyeksikan untuk menjadi pemimpin masa depan dengan pribadi yang baik dan kemampuan kedinasan yang mumpuni,” ucapnya.
Tidak hanya dinilai positif oleh atasan, pria berusia 38 tahun ini juga ulung mengambil hati rekan sejawat maupun junior, salah satunya Aditya Revaldi. Pria yang akrab disapa Adit ini melihat Aryo sebagai pemimpin yang menyenangkan untuk diajak diskusi. Aryo selalu hadir dengan terobosan dan solusi saat timnya menghadapi masalah.
Bagi Adit, sosok Aryo merupakan inspirasi untuk terus bekerja keras dan bersikap baik dengan siapapun tanpa memandang status dan jabatan. “Beliau adalah sosok The Future Leader yang bisa dibilang paket komplit. Mampu menangani krisis dan mau turun langsung membantu timnya,” tutupnya. (jpp)