Indovoices.com-Kemacetan parah yang terjadi pada arus mudik tahun 2016 di gerbang tol Brebes Timur menyebabkan banyak pemudik yang jatuh sakit, bahkan meninggal dunia. Kejadian yang kerap dikenal sebagai Brexit itu berlangsung selama kurang lebih tiga hari dua malam.
Dari kejadian itu, Nani Yulia memutar otak untuk menjangkau para pemudik mendapatkan pelayanan kesehatan, hingga tercetuslah ide membuat inovasi Ambulans Motor pada 2017 agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.
“Pada saat itu, kita, tenaga kesehatan, merasa tidak dapat melakukan apa-apa karena macet yang sangat panjang dan banyak masyarakat yang jatuh sakit hingga meninggal dunia. Di situlah saya merasa tersentuh dan harus bisa menciptakan ambulans yang bisa menembus kemacetan,” jelas Nani Yulia yang saat ini menjabat sebagai Kepala Urusan Dokter dan Kesehatan Polres Brebes, Jawa Tengah.
Dijelaskan bahwa Ambulans Motor merupakan armada bantuan medis yang praktis dan dapat menembus kemacetan panjang, baik di jalur Pantura maupul ruas tol. Ambulans Motor ini merupakan suatu upaya antisipasi agar peristiwa Brexit tidak lagi terulang.
Tujuan utama dari adanya Ambulans Motor ini adalah untuk meningkatkan kecepatan pelayanan dan penanganan terhadap korban yang memerlukan pertolongan pertama, dimana mobil ambulans biasa tidak bisa menjangkaunya.
Dengan meyiagakan Ambulans Motor dan posko kesehatan di sejumlah titik jalur mudik, maka semasa patroli, petugas Ambulans Motor akan menghampiri pengemudi yang berhenti di bahu jalan untuk memeriksa kesehatan pengemudi dan penumpang.
Jika terdapat pemudik yang sakit, maka petugas akan memberikan pertolongan pertama. Di posko kesehatan, pemeriksaan kesehatan dilayani tanpa membutuhkan biaya sepeser pun.
“Untuk penanganan pasien darurat dalam kondisi jalan macet, petugas Ambulans Motor akan memberikan pertolongan lanjutan dengan menghubungi posko terpadu untuk mengevakuasi pasien dan dilarikan ke rumah sakit terdekat,” lanjutnya.
Berkat kegigihannya untuk membantu sesama dan dianggap dapat memberikan inspirasi bagi sesama ASN dan masyarakat, Nani Yulia meraih Top 3 PNS Inspiratif dalam ajang Anugerah ASN 2019 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).
Tak berhenti dengan satu inovasi, Nani juga melahirkan terobosan pada Unit Pelayanan Terpadu (UPT), yakni Pelayanan Korban Kekerasan Seksual Terhadap Anak.
Klinik ini ditujukan untuk meningkatkan kecepatan pelayanan kesehatan dan penanganan terhadap korban kekerasan seksual pada anak secara komprehensif. “Ketika mendengar bahwa banyak wanita dan anak yang mengalami kekerasan, baik fisik, psikis, dan seksual, hati saya tersentuh. Saya harus melindungi mereka,” ungkapnya.
Kekerasan seksual terhadap anak memiliki dampak jangka panjang seperti trauma, baik fisik maupun psikis. Melalui klinik ini, diharapkan meningkatnya kepercayaan dari masyarakat untuk dapat melaporkan dan memeriksakan anak yang menjadi korban dengan cepat untuk mendapat pengananan.
Di klinik ini, pasien akan mendapatkan bantuan medis, medicolegal, serta pendampingan dalam penanganan kekerasan seksual terhadap anak.
Kedua inovasi tersebut kemudian dikembangkan lagi oleh Nani sebagai wujud keseriusannya dalam memberikan pelayanan kesehatan. Ambulans Motor dimodifikasi sedemikian rupa menjadi Ambulans Ramah Anak yang digunakan untuk antar-jemput anak yang menjadi korban kekerasan seksual agar anak-anak tersebut merasa aman dan nyaman.
Sedangkan UPT Pelayanan Korban Kekerasan Seksual Terhadap Anak dikembangkan menjadi Klinik Ramah Anak dengan menampilkan suasana yang ceria yang dikondisikan seperti tempat bermain anak dan dilengkapi dengan ruang kreativitas anak.
Upaya luar biasa wanita kelahiran Tegal ini disambut positif. Kabag Sumber Daya Polres Brebes Heri Tristyono mengemukakan bahwa seluruh urusan kantor yang menyangkut tugas dan profesi dari Nani telah melampaui kinerja dan melebihi panggilan tugas yang sewajarnya. “Tidak ada kata lain untuk Nani selain sangat sangat istimewa,” ungkapnya.
Rekan kerja lainnya juga mengutarakan pendapatnya mengenai Nani. “Nani itu humoris dan baik sekali. Dalam bekerja, ia penuh dengan rasa tanggung jawab,” jelas Kasium Polres Brebes Wiwik Waryanti.
Berkat ketulusannya dalam mengabdi, banyak pasien yang merasa dekat dengan Nani. Salah satunya Suciyati, seorang pasien disabilitas dan gangguan mental. Ia bercerita bahwa Nani itu sangat tulus dan memberikan kasih sayang sepenuhnya bagi para pasien.
“Ia benar-benar memegang amanatnya. Dokter Nani adalah matahari dalam hidup saya,” tuturnya.
Pasien lainnya, Lindawati, yang merupakan korban KDRT mengibaratkan Nani sebagai malaikat, karena bukan saja peduli dengan dirinya, namun juga anak-anaknya. “Setiap hari sampai sekarang, enggak pernah bosen ngasih semangat sama saya. Dia bukan hanya membantu saya, tapi juga anak-anak saya. Dia enggak mau melihat anak-anak saya sampai putus sekolah,” ungkapnya.
Kerja keras Nani yang telah mengabdi di dunia kesehatan sejak 1995 ini tentunya bukan tanpa prestasi. Sebelumnya, pada tahun 2019 pula, ia telah meraih penghargaan dari Komisi Nasional Perlindungan Anak Provinsi Jawa Tengah atas Terobosan Kreatif dan Inovatif UPT Penanganan Kekerasan Seksual pada Anak di Kabupaten Brebes dan penghargaan Terbaik III sebagai PNS Polri Bertalenta, Beprestasi, dan Berinovasi pada Polda Jateng dari Asisten Kapolri bidang SDM. (jpp)