Indovoices.com –Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Tjahjo Kumolo kembali mengingatkan seluruh ASN untuk mengikuti anjuran pemerintah. Salah satunya terkait larangan mudik untuk kedua kalinya pascapandemi Covid-19.
Menteri Tjahjo kembali mengingatkan ASN baik PNS maupun pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) tetap menjadi teladan bagi keluarga, masyarakat, dan lingkungannya, terutama dalam mematuhi larangan mudik.
“Saya berterima kasih kepada seluruh ASN yang mematuhi larangan mudik,” ungkap Menteri Tjahjo di Jakarta, Kamis (13/5).
Kebijakan ini diambil pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19 saat libur panjang.
Menteri Tjahjo mengatakan, menahan diri untuk tidak mudik merupakan upaya melindungi diri, keluarga dan sanak saudara.
“Mari lindungi diri kita sendiri, keluarga, dan orang-orang sekitar kita. Tidak mudik adalah bentuk rasa cinta kita untuk melindungi dan bertanggung jawab pada keluarga,” ujarnya.
Sebelumnya, ASN yang terbukti nekat bepergian ke luar daerah/mudik saat liburan idulfitri 1442H, 6-17 Mei 2021 maka masyarakat bisa melaporkan kepada KemenPAN-RB melalui kanal pengaduan Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional – Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (SP4N-LAPOR!)
Laporan dikirimkan dengan menyertakan nama ASN yang bersangkutan, instansi dan satuan kerja, lokasi dan bukti dukung (jika ada), melalui situs lapor.go.id, SMS 1708, atau aplikasi SP4N-LAPOR! pada sistem Android dan iOS.
“Saya tunggu laporan pengaduan masyarakat,” cetusnya.
Tahun 2021 ini, idulfitri bersamaan dengan peringatan Kenaikan Isa Almasih. Menteri Tjahjo mengatakan, hal ini bisa dirayakan dengan saling menerima keberagaman di Nusantara.
“Mari kita rayakan keberagaman ini, antara lain dengan saling mendoakan agar pandemi Covid-19 segera berlalu, dan saling mengingatkan untuk selalu mematuhi 5M dan protokol kesehatan di manapun berada,” tutur Menteri Tjahjo.
Melalui keberagaman yangk ada kita saling menjaga dan berjalan beriringan.
“Kita dapat beribadah dengan aman dan nyaman sesuai agama, kepercayaan dan keyakinan kita di tengah keberagaman. Itulah salah satu esensi dari berbeda-beda tetapi tetap satu jua,” tutup Tjahjo.