“Crane berkekuatan 60 ton dari Tim Siaga Bencana ESDM sudah memasuki hari keempat dalam mengangkat dan memindahkan jembatan kuning yang terdampak bencana 28 September lalu,” ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Agung Pribadi di Jakarta (22/10).
Proses pengangkatan besi Jembatan Ponulele dilakukan Tim Siaga Bencana ESDM dilakukan menggunakan Crane 60 ton Zoomlion. Selain menggunakan crane, Tim Siaga ESDM juga dibantu alat berupa rock breaker untuk mempercepat membongkar pondasi jembatan berwarna kuning tersebut.
Crane 60 ton tersebut setiap hari bekerja memindahkan potongan Jembatan Ponulele ke tempat yang aman, kemudian bertahap dibawa ke tempat lain dengan truk.
Rencananya, proses pengangkatan Jembatan Ponulele ini juga akan dibantu menggunakan Crane 180 ton Kobelco untuk pengangkatan bagian tengah, namun masih menunggu kesediaan jangkar sandar kapal di wilayah Teluk Talise.
Dalam proses pengangkatan Jembatan Ponulele, Tim Siaga Bencana ESDM berkoordinasi dengan pihak Adibrantas yang bertugas melakukan pembongkaran atau pemotongan bagian-bagian jembatan.
Jembatan Ponulele ini membentang di atas Teluk Talise, Kelurahan Besusu dan Lere, yang menghubungkan kecamatan Palu Timur dan Palu Barat. Jembatan utama membentang sepanjang 250 meter. Sementara titik tertinggi lengkung jembatan yaitu 20,2 meter dari badan jembatan. Lebar jembatan 7,5 meter, dan luas permukaan besi total jembatan 6234,40 meter persegi.
Penulis: Yustinus Agyl K / Khoiria Oktaviani