ASIAN GAMES 18 Agustus 2018 memang menorehkan nama harum untuk bangsa Indonesia, ini semua berkat kerjasama DUO JOKOWI – AHOK. Kenapa? Ini pasti akan buat nyinyiers berteriak dan menuduh Ahok bebas, padahal sampai detik ini AHOK masih mendekam di Mako Brimob untuk kesalahan yang tidak pernah diperbuatnya. Sedangkan Jokowi juga masih tetap tidak masuk dalam hukum yang membelit Ahok, karena posisinya sebagai Presiden namun masih terus dibully sama Nyinyiersnya sampai sekarang.
Jadi jelas ya, tidak ada MOU atau Kontrak kerjasama antar mereka berdua, yang ada cuman keterikatan batin nuraniah yang menyebabkan terjadinya kecepatan hentakan gas kehebatan Indonesia di ASIAN GAMES kemarin.
Dimulai ketika tahun 2014, Ahok mengajukan diri Jakarta sebagai tuan rumah ASIAN GAMES 2018. Dengan kepiawaian, AHOK berhasil mengajukan INDONESIA sebagai Tuan Rumah ASIAN GAMES 2018 di Jakarta dan akhirnya berdua bersama Gubernur Sumsel Alex Noerdin, mereka berdua berhasil membuat Panitia Komite Asian Games tertarik memilih Jakarta dan Palembang sebagai lokasi Asian Games 2018.
Lalu apakah Ahok berdiam diri dan menyerahkan semuanya kepada presiden? Tidak, AHOK adalah “THE FAST”, dengan gerakan trangginas, dia mulai menaikkan RPM kekuatannya dan menggenjot Pembangunan di DKI Jakarta saat itu siang dan malam. Demi sebuah Impian indah Jakarta menjadi Kota impian ASIAN GAMES tidak hanya di 2018, tapi untuk seterusnya.
Siang malam, Ahok langsung tancap gas menyelesaikan Velodrome Rawamangun dengan standar international, Fasilitas pendukung seperti MRT dan LRT, mengubah GBK jadi Stadion megah, insiasi Pacuan Kuda Pulomas jadi Stadium terindah di Indonesia. Semuanya dikebut demi ASIAN GAMES 2018.
Dentuman “Gas pembangunan” dilanjutkan oleh Jokowi tatkala sahabatnya mengalami “kecelakaan” sehingga berakhir di Mako Brimob. Deru Gas Pembangunan AHOK digalakkan oleh Jokowi dengan meminta pengganti AHOK, Anies Baswedan untuk menyelesaikannya. Tidak apa-apa jika mau diklaim sebagai karyanya, yang penting Pekerjaan selesai ontime.
Rakyat sudah pada cerdas, sudah tahu mana yang mengaku-aku dan mana yang betul-betul sebagai penginisiasi.
Garis FINISH Perjuangan Ahok dan Jokowi akhirnya membuahkan hasil, teriakan kagum penonton Gelora Bung Karno bergemuruh menyaksikan yang bersahut-sahutan, hanya bisa terdengar dari dinginnya jeruji besi Mako Brimob.
Tetapi sebuah kelegaan hati dan rasa bangga meledak ledak dalam diri Ahok, sebuah keharuan tak terlukiskan bagaimana pengorbanan selama dia menjadi Pemimpin Provinsi DKI Jakarta saat itu terbayarkan sudah. Sebuah Acara Internasional membuat seluruh dunia geleng geleng dan penuh rasa takjub.
Biarlah jika ada pihak-pihak yang menganggap itu hasil karya mereka, tetapi sebuah kebanggaan dalam hati Ahok dan pendukungnya terbayarkan sudah. Apalagi ketika dia mencoba menguburkan rasa benci dan masa lalunya dengan perubahan nama dari AHOK manjadi Basuki Tjahaya Purnama lewat peluncuran bukunya yang maha dahsyat.
Buku yang dituliskan selama dia dipenjara dan semua hasil penjualannya ditujukan hanya untuk bantuan sosial Warga NTB yang sedang berduka cita karena Gempa bumi, membuat pasangan ini menjadi The Fast & Furious walaupun dipisahkan oleh Dunia yang berbeda.
Begitu pula dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi Icon internasional walaupun ada beberapa pihak dari pihak oposisi yang masih terus terusan membahas dan mempolitisir soal Stuntman di acara pembukaan Asian Games 2018.
Hal yang sangat konyol untuk dibahas, karena semua atraksi yang membahayakan tentu saja membutuhkan Stuntman.
Penulis: Suherman Y.