Ternyata apa yang di-isukan selama ini memang benar. Bahkan serbuan tersebut sudah dimulai sejak per tanggal 23 April, hari ini. Fakta ini bahkan dikuatkan oleh pernyataan menteri Jokowi sendiri, yakni Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Hotel Mulia, Jakarta Selatan, Minggu 15 April 2018 kemarin.
Menurut Menteri Pertanian Amran Sulaiman, mulai 23 April 2018, Kementerian Pertanian (Kementan) bakal menggelontorkan sebanyak 50 ekor ayam per kepala keluarga kepada 4 juta keluarga petani miskin yang ada di Indonesia. Pada tahap awal, jumlah ayam yang disiapkan sebagai bantuan mencapai 10 juta ekor.
Selain ayam, Kementan juga akan membagi tanaman holtikultura untuk dibudidayakan oleh petani hingga menghasilkan buah-buahan yang siap dijual oleh mereka. Hal ini dilakukan sebagai langkah mengatasi kemiskinan di bidang pertanian.
Amran menyebut berdasarkan data pemerintah saat ini ada 16,9 juta penduduk miskin dan 4 juta rumah tangga miskin. Maka sekarang Kementan fokus mencari solusi mengurangi jumlah masyarakat miskin khususnya yang berprofesi petani.
“Intinya ada solusi jangka pendek adalah tanam sayur-sayuran, solusi jangka menengah adalah ayamnya, solusi jangka panjang adalah perkebunannya. Ini adalah solusi permanen kemiskinan di pedesaan. Dari total 26 juta di desa itu ada 16 juta (yang sangat miskin). Ini harus kita selesaikan atas perintah Pak Presiden (Joko Widodo),” jelas Amran.
Cara semacam ini dinilainya lebih ampuh dalam mengurangi kemiskinan karena tepat sasaran. Paling tidak yang bakal disasar ada 1.000 desa dari 100 kabupaten di 8 provinsi untuk tahap awal.
Prasarana pendukungnya pun ikut disiapkan. Kata Amran pihaknya juga memberikan kandang untuk ayam yang bakal digelontorkan ke masyarakat miskin ini, selain itu ada bantuan biaya di awal.
Dia menambahkan, penyaluran ini pun bakal dipantau langsung oleh tim untuk memastikan agar tepat sasaran sampai ke yang membutuhkan.
Angka kemiskinan sendiri terus mengalami trend penurunan. Berdasarkan perkembangan terakhir, Jumlah penduduk miskin sekarang, ada sebanyak 26,58 juta atau 10,12 persen. Ini artinya di masa pemerintahan Jokowi terjadi penurunan 0,5 persen atau setara 1,2 juta kemiskianan yang turun.
(http://wartakota.tribunnews.com/2018/02/12/angka-kemiskinan-pada-pemerintahan-jokowi-diklaim-berhasil-turun-05-persen).
Bahkan ditahun 2019, pemerintah menargetkan untuk menekan angka kemiskinan hingga dibawah 9 persen. Caranya tentu bukan dengan memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang sifatnya hanya jangka pendek seperti yang pernah dilaksakanan oleh pemerintah sebelumnya.
Selain bantuan untuk para penduduk miskin seperti yang saya sebutkan di atas. Pemerintah juga mencanangkan program Padat Karya Cash yang sudah diluncurkan sejak Januari 2018.
Yang membedakan antara BLT dengan Program Padat Karya Cash adalah uang diberikan bukan secara cuma-cuma, namun dalam bentuk upah kerja pembangunan di desa masing-masing.
Program ini juga berfokus pada pembangunan di desa dengan melibatkan tenaga kerja dari masyarakat setempat, bahkan termasuk bahan bangunannya juga diharapkan dibeli dari toko bangunan setempat. Adapun total anggarannya mencapai Rp 12 triliun yang diambil 20 persen dari total dana desa untuk tahun 2018 sebesar Rp 60 triliun.
Dengan bergulirnya program ini, diharapkan akan mampu menyedot 200 pekerja di setiap desa dari sekitar 74.000 desa di seluruh Indonesia atau jika ditotal akan ada 15 juta tenaga kerja.
Jadi untuk para kampret yang selama ini ribut mengenai janji Jokowi untuk menyediakan 10 juta lapangan kerja, fakta bahwa Jokowi berbohong memang benar, karena yang disediakan bukan 10 juta, melainkan 15 juta lapangan pekerjaan.
Ohya, sebagai tambakan, judul di atas bukanlah typo, yang saya maksud TA adalah ternak ayam. Mohon maaf bila ada kesalahpahaman.
#2019TetapJokowi