Indovoices.com –Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengakui bahwa ada peningkatan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta.
Dalam beberapa hari terakhir, tingkat keterisian tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit di Ibu Kota mencapai 78 persen.
Sementara, untuk ruang ICU mencapai 85 persen.
“Memang terjadi pelonjakan yang sangat drastis karena pada saat saya bertemu dengan Gubernur DKI Pak Anies itu masih di bawah 60 persen BOR-nya,” kata Doni melalui video telekonferensi.”Tetapi, beberapa hari terakhir ini terjadi peningkatan di posisi 78 (persen) untuk isolasi dan lebih dari 85 (persen) untuk ICU. Jadi memang betul mengkhawatirkan,” lanjut dia.
Doni yang juga merupakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu sekaligus membenarkan bahwa kapasitas sejumlah rumah sakit rujukan di DKI Jakarta telah penuh.
Namun, rumah sakit yang dimaksud adalah rumah sakit rujukan dengan kapasitas tempat tidur pada ruang ICU di bawah 10 unit.
Doni mengatakan bahwa terdapat 20 dari total 67 rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta dengan kapasitas tempat tidur ICU di bawah 10 unit yang saat ini penuh.
Jumlah tempat tidur pada ruang ICU di rumah sakit tersebut bervariasi antara satu hingga delapan unit.
Kendati demikian, hal itu dapat diatasi dengan adanya koordinasi yang baik antara semua pihak.
Dengan begitu, prediksi para pakar epidemiologi dan kesehatan masyarakat bahwa rumah sakit rujukan di Jakarta akan penuh pada 17 September 2020 dapat dicegah.
“Selama kita bisa mengatasinya dengan baik, kerja sama dan koordinasi antara semua pihak berjalan baik, ya tentunya kekhawatiran itu tidak perlu kita terlalu berlebihan,” ucap dia.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto telah meminta rumah sakit menambah tempat tidur di ruang ICU.
Kemudian, cara lain adalah dengan merelaksasi rumah sakit dengan mengalihkan pasien yang hampir sembuh ke RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran.
Diketahui, tingginya pasien Covid-19 yang masuk ke rumah sakit menjadi salah satu pertimbangan Pemprov DKI Jakarta menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seperti awal pandemi.
Pasalnya tingkat penyebaran virus corona di DKI Jakarta juga semakin tinggi.
Anies menyebutkan, DKI Jakarta memiliki 190 rumah sakit dan 67 di antaranya dijadikan RS rujukan Covid-19. Tingkat keterpakaian tempat tidur mencapai 77 persen.
Menurut Anies, apabila tidak ditarik rem darurat, maka tempat tidur isolasi dan ICU akan penuh dan tidak mampu menampung pasien Covid-19.
“Dan apabila ini berjalan terus tidak ada pengereman, dari data tanggal 17 September tempat tidur diisolasi akan penuh dan tidak bisa menampung Covid-19 lagi,” kata Anies dalam konferensi pers di Balai Kota, Rabu (9/9/2020).
Pemprov DKI Jakarta pun telah resmi mengumumkan pemberlakuan pengetatan PSBB selama dua pekan mulai 14 sampai 25 September 2020.(msn)