Indovoices.com-Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akhir-akhir ini sering memberikan sindiran kepada PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
Sindiran Menteri BUMN mengacu pada gaya bisnis perusahaan plat merah tersebut yang dianggap sudah ketinggalan zaman.
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie menyarankan agar PT Telkom mulai berbenah dan mempersiapkan diri untuk menghadapi era industri 5.0.
“Telkom ini harus mulai menyekolahkan anak-anak ke universitas terbaik seperti Institut Teknologi Massachusetts atau Institut Teknologi California. Penting bahwa orang-orang yang kerja di Telkom itu adalah orang-orang yang ngerti teknologi,” tutur Jerry saat diskusi publik mengenai Tantangan Telkom Menghadapi Industri 5.0, Jakarta Pusat.
Cara kedua yang dapat dilakukan oleh Telkom agar punya bisnis model yang tak ketinggalan jalam adala dengan terus berinovasi.
“Telkom harus inovatif diberbagai aspek. Telkom jangan hanya bergerak di industri 3.0. Industri sekarang akan menuju ke 5.0. Maka dari itu orang-orang yang ada di Telkom ini harus bergerak maju,” imbuh Jerry.
Founder Indonesia Maju Institute, Lukman Edy juga menyebut agar Telkom tak bernasib sama seperti TVRI.
“Telkom ini jangan seperti TVRI, banyak jaringannya tapi ngga ada yang nonton. Telkom harus mulai melakukan inovasi-inovasi lain untuk menjawab kebutuhan masyarakat,” terang Edy.
Edy juga menyarankan agar Telkom sesegera mungkin menyelesaikan semua agenda dalam revolusi industri 4.0 dalam dua tahun agar dapat menghadapi revolusi industri 5.0.
Selain itu, Telkom dituntut mulai fokus mengembangan berbagai solusi untuk mengatasi persoalan masyarakat di era digital ini.
“Sebagai perusahaan BUMN atau plat merah, Telkom ini harus bisa menjawab persoalan permasalahan masyarakat kita. Karena industri 5.0 ini adalah internet untuk kehidupan,” tambah Edy.
Sementara Penggagas Ekonomi Jalan Baru, Hastoruan mengungkap yang terpenting untuk menyongsong industri 5.0, Telkom harus lebih dulu menyelesaikan revolusi industri 1.0 hingga 4.0.
“Jika seluruh proses revolusi industri sudah dilalui dengan benar, untuk memasuki revolusi industri 5.0 akan mudah dan bisa menjadi kekuatan untuk mengubah Indonesia,” jelas Hasto.
Jika Telkom dapat mencari celah yang tepat untuk menghadapi revolusi industri 5.0 dengan mendatangkan banyak solusi untuk masyarakat, dapat dipastikan bisa mendatangkan pendapatan dan tidak membebani APBN serta dapat mengurangi hutang. (msn)