Indovoices.com –Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjawab isu reshuffle atau pergantian menteri yang belakangan santer mencuat di masyarakat. Isu ini sendiri berembus setelah Presiden Joko Widodo alias Jokowi menunjukkan kemarahannya terhadap para menteri terkait penanganan Covid-19 yang belum optimal.
Menanggapi isu reshuffle kabinet ini, Erick Thohir menegaskan bahwa sebagai menteri, dirinya harus siap menerima segala risiko. “Kita ini hanya pembantu Presiden, kita siap diangkat dan juga harus siap dicopot,” katanya dalam potongan video wawancara bersama Kompas TV yang dikirimkan humas Kementerian BUMN.
Di samping itu, menurut Erick Thohir, evaluasi menteri sepenuhnya merupakan hak prerogatif Presiden. Dalam hal ini, Presiden memiliki kuasa untuk mengevaluasi para pembantunya.“Kalau enggak mau, ya jangan jadi menteri, jangan jadi pembantu,” tuturnya.
Namun, ia menyatakan isu yang ramai dibicarakan warganet merupakan hal yang wajar karena merupakan bagian dari proses demokrasi. “Jadi kita harus nikmati,” ucap mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin dalam Pilpres 2019 silam.
Bulan lalu, Jokowi marah dan memberi peringatan keras kepada jajaran menteri dalam rapat kabinet saat membahas penanganan wabah corona. Ia bahkan berujar tak segan mengambil langkah luar biasa, termasuk merombak atau reshuffle kabinet.
Teguran Jokowi terekam dalam video rapat paripurna kabinet yang diambil pada 18 Juni lalu dan diunggah di YouTube resmi kenegaraan pada 28 Juni. “Untuk 267 juta rakyat kita, untuk negara, bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya,” kata Jokowi seperti yang ditayangkan melalui video itu.(msn)