Indovoices.com –Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperluas cakupan layanan Program Padat Karya Tunai (PKT/cash for work).
Setelah mengalokasikan anggaran sebesar Rp100 miliar untuk membeli 10 ribu ton karet, Kementerian PUPR menambah anggaran TA 2020 untuk pembelian karet sebagai campuran aspal sebesar Rp20 miliar.
Tambahan anggaran tersebut digunakan untuk membeli karet langsung dari petani di Provinsi Bengkulu. Diharapkan pembelian karet dapat mendistribusikan anggaran Pemerintah hingga ke tingkat perdesaan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan kelebihan campuran aspal karet alam yakni dapat meningkatkan kualitas perkerasan aspal dalam hal usia layanan dan ketahanan terhadap alur.
“Aspal karet memiliki tingkat perkerasan lebih baik, tidak mudah meninggalkan jejak roda pada saat aspal basah, dan daya tahan lebih tinggi dibanding aspal biasa,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Dengan tambahan anggaran TA 2020 sebesar Rp20 miliar, total pembelian karet campuran aspal pada tahun ini menjadi Rp120 miliar untuk menyerap 11.338 ton karet.
Pembelian karet di kelompokkan menjadi dua pulau penghasil karet yakni Pulau Sumatra sebanyak 8.450,87 ton dengan anggaran Rp86,4 miliar dan Pulau Kalimantan sebanyak 2.886,85 ton senilai Rp33,6 miliar.
Mekanisme pembelian aspal karet dilakukan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Kementerian PUPR di sejumlah daerah penghasil karet seperti Medan, Palembang, Jambi, Padang, Palembang, Lampung, Banjarmasin, Pontianak, dan Balikpapan melalui petani yang tergabung dalam kelompok petani UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (Bahan Olah Karet).
Hingga 13 September 2020, progres penyerapan anggaran pembelian karet mencapai 36,91 persen atau sebesar Rp44,29 miliar.
Pada TA 2021, pembelian karet bahan campuran aspal terus dilanjutkan Kementerian PUPR dengan anggaran bertambah menjadi Rp130 miliar.(msn)