Swing voter adalah istilah untuk merujuk pada kelompok pemilih yang pada pemilu sebelumnya mendukung A, tetapi pada pemilu kali ini karena merasa kecewa berubah mendukung B atau justru tidak mendukung siapapun. Perpindahan swing (ayunan) tersebut berkaitan dengan “imajinasi” mereka pada sosok pilihan yang ideal. Imajinasi sebelumnya berbeda dengan harapan kali ini. Jika tidak menemukan fantasi baru pada sosok pemimpin mereka berbondong bondong mendeklarasikan sebagai Golput. Lalu pertanyaannya, apa bedanya Swing Votter dengan Golput?
Secara definisi di atas Golput adalah bagian dari Swing Votters. Mereka sebelumnya memilih, sekarang memilh untuk tidak memilih. Menjadi Golput tetap berawal dari “ayunan” swing pilihan sebelumnya, kecuali dia dari lahir hingga masuk usia pemilih, sama sekali belum pernah masuk bilik suara. Jadi kalau mau menyingkap sedikit topeng Golput, tanyakan sebelumnya mereka pernah berpihak kepada siapa. Barangkali itulah biang keladi kekecewaan yang menjadikannya sekarang Netral.
Faktor eksternal berkembang biaknya Golput sedikit banyak disebabkan dis-informasi yang sampai ke mereka. Jangan dikira Golputer tidak mengikuti berita up-date tiap hari. Dari kabar prestasi, perseteruan politik, trending topik hingga hoax mereka tampung dalam kesimpulan bahwa kondisi belum berubah dalam standar idealnya. Mereka belum bisa “berayun” dari diamnya menuju keberpihakan. Tanpa bermaksud merendahkan kualitas pemikiran Golput, Pilpres kali ini akan tetap obyektif dengan ataupun tanpa kehadiran Golput. Sedangkan para Swing Votters bersiap siaplah mempertebal pertahanan rayuan dan ayunan ke kanan dan kiri hingga detik detik masuk ke bilik suara. Mereka yang sebagian GOLPUT (Golongan Pemburu Uang Tunai) dengan menyertakan NPWP (Nomer Piro Wani Piro)
Benar juga kata seorang kawan pemilik studio rekaman : “Dalam Pemilu kali ini, NETRAL itu sudah tidak ada. Yang ada tinggal Sheila On Seven, Armada, Gigi dan Slank.
Faham kan?