Indovoices.com –Bank Dunia resmi mengelompokkan Indonesia ke dalam negara berpendapatan menengah atas. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai perjalanan RI menuju negara berpendapatan tinggi akan sangat sulit.
“Itu tantangannya luar biasa,” kata Sri Mulyani dalam sebuah diskusi virtual.
Sri Mulyani menyebut, sebuah negara bisa masuk ke dalam kelompok berpendapatan tinggi pada umumnya dilihat dari bagaimana negara bisa memberikan kesejahteraan yang adil dan merata bagi rakyatnya. Jika tidak, negara tersebut akan masuk ke dalam jebakan negara berpendapatan kelas menengah.
Ia pun menilai, negara yang terjerat dalam jebakan negara berpendapatan menengah biasanya tidak bisa menaikkan kualitas sumber daya manusianya. Selain itu, negara tersebut juga masih tertinggal dari segi infrastruktur dan inovasi teknologi.
Dari segi keuangan negara, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyatakan, pemerintah terus berusaha untuk mengalokasikan dana guna meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Hal tersebut dilakukan melalui pendidikan, kesehatan, hingga jaminan sosial. “Itu semua belanja, itu semua investasi,” ujarnya.
Bagaimanapun, ia mengatakan bahwa anggaran yang banyak tak selalu bisa mendorong suatu negara bisa naik menjadi negara berpendapatan tinggi. Sebab, ada juga beberapa negara yang banyak membelanjakan uangnya tetapi tidak membuahkan hasil. Hal tersebut dinilainya menjadi tantangan tersendiri bagi seorang bendahara negara.
Dalam klasifikasi Bank Dunia, negara yang dapat masuk dalam kategori negara berpendapatan menengah atas memiliki pendapatan nasional bruto atau gross national income di antara US$ 4.046 hingga US$ 12.535 per tahun. Pengelompokkan kategori pendapatan negara tersebut dihitung berdasarkan GNI per kapita masing-masing negara dengan metode Atlas Bank Dunia. Indonesia sebelumnya masuk dalam kelompok negara berpendapatan menengah bawah.
Sementara itu, negara yang masuk dalam kelompok pendapatan rendah memiliki GNI per kapita di bawah US$ 1.035. Negara berpendapatan menengah ke bawah memiliki GNI per kapita antara US$ 1.036 dan US$ 4.045.
Sedangkan, negara dengan ekonomi berpenghasilan tinggi memiliki GNI per kapita sebesar US$ 12.536 atau lebih. Klasifikasi ini sedikit berubah dibandingkan tahun lalu.
Bank Dunia sebelumnya mengelompokkan negara berpendapatan rendah jika memiliki GNI per kapita US$ 995 ke bawah, negara berpendapatan menengah ke bawah US$ 996-3.895, negara berpendapatan menengah ke atas US$ 3.896-12.055, dan negara pendapatan atau maju yakni di atas US$ 12.056.
Indonesia menjadi satu-satunya negara yang baru masuk dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas. Pada kelompok negara berpendapatan menengah bawah, terdapat anggota baru yakni Algeria, Benin, Sri Lanka, Nepal, dan Tanzania. Romania, Mauritius, dan Naru menjadi anggota baru dalam kelompok negara berpendapatan atas.
Sementara Sudan yang sebelumnya masuk dalam kelompok negara berpendapatan menengah bawah kini dikelompokkan sebagai negara berpendapatan rendah.(msn)