Indovoices.com –Pemerintah memutuskan untuk memperlebar defisit dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 menjadi 5,2 persen dari Produk Domestik Bruto. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penambahan defisit tersebut diperlukan untuk menghadapi ketidakpastian perekonomian pada tahun depan.
“Kami melihat postur APBN 2021 yang sudah disepakati dalam pagu indikatif dengan DPR, itu perlu untuk diperlebar, mengingat ketidakpastian yang sangat tinggi,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi video.
Sri Mulyani mengatakan setidaknya ada tiga hal yang menyumbang ketidakpastian pada perekonomian setahun ke depan. Ketiga hal itu adalah:
1. Kecepatan Penanganan Covid-19 di Seluruh Dunia
Sri Mulyani mengatakan hingga kini pengendalian penyakit tersebut masih belum pasti. Misalnya, apakah virus tersebut perkembangannya penyebarannya bisa terkendali mendatar atau bahkan turun. “Dan munculnya vaksin Covid-19 akan menentukan langkah dan pola pemulihan 2021,” ujar Sri Mulyani.
2. Pemulihan Ekonomi Global
Sri Mulyani mengatakan pemulihan ekonomi global tersebut menjadi tidak pasti akibat Covid-19. Meskipun saat ini beberapa lembaga internasional memperkirakan ekonomi tahun depan akan berjalan cukup cepat, dengan asumsi tahun ini menurun sangat tajam.
“Namun kami melihat lembaga tersebut terus menerus juga melakukan revisi pemulihan ekonomi dari 2020-2021. Sehingga pemulihan ekonomi dunia diperkirakan masih tidak pasti, bisa strong rebound, bisa moderat,” kata Sri Mulyani.
3. Penanganan Covid-19 di Semester 2 jadi Penentu
Sri Mulyani berujar ketidakpastian juga terjadi lantaran pemulihan ekonomi Indonesia akan sangat bergantung kepada penanganan Covid-19 terutama pada semester 2 2020. Pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa berada di zona positif apabila berhasil pulih pada triwulan III dan terakselerasi di triwulan IV.
Presiden Jokowi, kata Sri Mulyani, telah menekankan ke semua menteri dan pemerintah daerah agar kita berada dalam skenario di mana pemulihan ekonomi masih bisa berjalan di skema positif pada triwulan III antara 0-0,4 persen dan triwulan IV positif lebih tinggi di 2-3 persen.
“Sehingga total perekonomian kita masih bisa tumbuh positif di atas nol persen pada 2020,” ujar Sri Mulyani.(msn)