Indovoices.com-Spanyol melampaui Italia untuk pertama kalinya dalam jumlah kasus infeksi virus Corona. Pemerintah melaporkan total kasus infeksi virus Corona di Spanyol mencapai 124.736 orang.
Jumlah ini menempati urutan kedua setelah Amerika Serikat, yang tercatat sebanyak sekitar 278 ribu kasus dengan korban jiwa sebanyak 7.100 orang. Italia tercatat memiliki sekitar 120 ribu kasus infeksi virus Corona.
Jumlah korban tewas akibat infeksi virus Corona di Spanyol tercatat sebanyak 10.935 orang dan Italia sebanyak 13.915 orang.
“Namun, angka kematian pada Jumat turun dari 950 menjadi 932 orang,” begitu dilansir Reuters.
Menurut deputi kepala darurat kesehatan Spanyol, Maria Jose Sierra, ada penurunan angka kasus baru infeksi virus Corona dari sekitar 20 persen menjadi 7 persen.
Perdana Menteri Pedro Sanchez telah menerapkan pengetatan pelarangan berpergian bagi warga kecuali pekerja di sektor yang penting seperti sektor kesehatan.
Pemerintah mewajibkan restoran, bar, toko untuk tutup. Acara sosial juga dilarang untuk digelar.
Warga Spanyol sedang menjalani proses karantina tinggal di rumah sejak 14 Maret hingga 12 April 2020. Pemerintah mempertimbangkan perpanjangan masa karantina ini.
Pemerintah juga meluncurkan inisiatif berupa situs bernama Aloja bagi warga Spanyol di luar negeri untuk membantu warga Spanyol lainnya yang terlunta saat berpergian di luar negeri akibat pembatasan pergerakan atau karantina terkait wabah virus Corona ini.
Kegiatan ekonomi di Spanyol terhenti akibat proses karantina nasional ini. Perusahaan fesyen Inditex hanya beroperasional secara minimum. Bank terbesar Santander menambah kemampuan penyaluran kredit menjadi 90 miliar euro atau sekitar Rp1.600 triliun setelah membatalkan rencana pembagian dividen.
Rumah pemakaman di Spanyol kewalahan menerima jasad korban virus Corona. Pemerintah lalu menyewa sebuah aula seluas 1.800 meter persegi di Madrid pada Jumat untuk menampung jasad.
Militer juga membangun rumah sakit lapangan di Sabadell pada Jumat. Pemerintah telah membangun belasan rumah sakit lapangan di berbagai kota untuk menampung korban virus Corona.
“Kami sudah mencapai batas. Kami mengalami tekanan maksimum,” kata Quim Torra, kepala pemerintahan regional Catalan.
Kota ini merupakan terpada kedua dan yang paling parah kedua terkena wabah virus Corona di Spanyol. Sebanyak 4.400 orang meninggal di Madrid akibat wabah ini.(msn)