Indovoices.com –“Saya hanya bisa menuliskan pesan ini sembari menatap ke jendela tempat karantina dan membayangkan wajah yang tetap cantik meskipun semburat rambut putihnya semakin banyak. Satu hal yang selalu saya ingat adalah bagaimana saya jatuh cinta sejak pertama kali saya bertemu dengannya di Bandung tahun 1965,”
Kata-kata di atas bukanlah kutipan dari novel romantis apalagi naskah drama Korea. Kata-kata tersebut disampaikan oleh seorang Luhut Binsar Pandjaitan. Iya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Di tengah sosoknya yang dikenal “garang” terkait urusan pemerintahan, Luhut juga punya sisi hangat kepada keluarga serta romantis kepada sang istri, Devi Pandjaitan Br Simatupang. Sisi lain tersebut kerap ia bagikan di akun media sosial pribadinya.
Keluarga
Luhut masih seringkali teringat pada kenangan masa kecil dan kehidupan bersama orang tuanya di Simargala, Toba Samosir.
Mantan Komandan Khusus Satgas Tempur Kopassus itu mengatakan menjalani kehidupan masa kecil bersama orang tua dan adik-adik dalam keadaan yang sangat sulit.
Cerita itu ia sampaikan dalam tulisan di akun Facebook pribadinya pada 19 April 2020.
Luhut bercerita, sang bapak adalah satu-satunya pencari nafkah dalam keluarga dengan menjadi sopir bus AKAP di Sibualbuali. Gajinya hanya cukup untuk makan sehari-hari.
Ia mengungkapkan, masa kecilnya dihabiskan dengan merantau untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
Pengalaman hidup di masa kecil itu ucapnya, selalu dijadikan pegangan dalam merumuskan berbagai kebijakan.
“Jadi kalau mau dibilang, saya adalah anak sopir bus AKAP dan dilahirkan dari seorang Ibu yang tangguh meskipun tidak tamat Sekolah Rakyat,” tulis Luhut.
Selain cerita ayah dan ibunya, Luhut juga sempat menunjukan beberapa perhatian kepada kelurganya. Salah satunya saat Faye Hasian Simanjuntak terpilih sebagai salah satu anak muda paling berpengaruh dalam Forbes Indonesia kategori “30 Under 30” 2020.
Faye adalah cucu tertua dari keluarga Luhut Binsar Panjaitan. Sang kakek pun mengetahui prestasi cucunya dan mengungkapkan kebahagiaannya.
“Suatu kebanggaan tersendiri untuk saya sebagai kakek dari seorang perempuan belia bernama Faye, yang mendedikasikan cita-cita hidupnya untuk membuat sebuah ‘Rumah’ perlindungan bagi anak-anak dari bahaya kejahatan perdagangan manusia dan kekerasan seksual,” tulis Luhut di akun instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Sabtu (22/2/2020).
Teranyar pada 16 Oktober 2020, Luhut mengungkapkan kerinduan sekaligus rasa syukurnya di hari lahir sang istri. Tepat hari itu, Devi Pandjaitan Br Simatupang berusia 71 tahun. Namun, Luhut tak bisa menemui belahan jiwanya tersebut.
“Namun di tahun ini saya harus menahan sebentar rasa rindu saya karena masih berada di karantina setelah perjalanan tugas dari Tiongkok dan belum bisa menemuinya untuk sekadar memberikan pelukan hangat,” tulisnya.
Bagi pria 73 tahun kelahiran Toba Samosir, Sumatera Utara tersebut, Devi adalah sosok yang begitu kuat. Luhut paham betul bahwa tidak pernah mudah bagi perempuan yang menjadi istri seorang prajurit TNI yang sering bertugas ke luar daerah.
Namun menurut Luhut, Devi rela mengorbankan cita-cita pribadinya demi mendidik anak-anak dan menjaga keluarga. Sosok perempuan yang rela meninggalkan segala kenyamanan hidupnya dengan bagitu ikhlas.
Baca juga: Menhub Janji Beri Solusi untuk Nelayan di Sekitar Pelabuhan Patimban
Kini setelah 49 tahun menikah, Luhut merasa selalu berutang kepada sang istri lantaran bisa membesarkan anak-cucunya dengan baik.
“Bagi saya, Devi Pandjaitan Br Simatupang, adalah Devi yang sama saya kenal 55 tahun yang lalu. Dia tetap teman bicara saya yang terbaik, perempuan yang selalu percaya kepada saya, selalu mendukung dan memahami apapun pekerjaan saya,” tuturnya.
Janji
Pada hari lahir istrinya tersebut, Luhut mengungkapkan janjinya kepada sang istri. Janji tersebut terkait keinginan Luhut untuk pensiun usai pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin selesai pada 2024.
Seusai pensiun nanti, Luhut mengatakan akan fokus mengurus cita-cita bersama sang istri yakni Yayasan Del, organisasi nir laba yang mendirikan institusi pendidikan di Desa Sitoluama, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.
“Saya pernah berjanji padanya bahwa selesai masa jabatan saya di 2024 nanti, saya tidak akan menjabat lagi karena saya berpikir sudah waktunya untuk istirahat dan fokus mengurus @yayasandel, cita-cita hidup kami,” ujar Luhut.
“Sekaligus saya ingin memberikan contoh bahwa sebagai pejabat negara, jika sudah purna tugas alangkah baiknya menikmati hidup dan tidak mengurusi apapun yang bukan lagi tanggung jawab kita. Karena saya percaya bahwa semua yang di bawah langit ada waktunya,” sambungnya.(msn)