Kali pertama pengagas cerita adalah dari @Ferdinand_Haean
Dia berkata: “Sebelum SBY bertolak ke Riau kemarin, kami diskusi dan kami mendengar betapa ruwetnya mengatur perjalanan krn Jokowi juga datang ke Riau. Hari ini, partai kami dilecehkan dgn kasar. Kami akan buat perhitungan..!!”
Betapa menyeramkan sekali tantangan dari Ferdinan, “Kami akan buat perhitungan” Seolah (Jokowi) ditantang oleh Ferdinan. Kami merasa ditantang oleh Ferdinan. Entah proses seperti apa yang ditempuh, intinya, Ferdinan ngegas dulu.
Selanjutnya, tokoh Demokrat yang lainpun turun tangan, cuitan selanjutnya datang dari Rachland Nashidik, lewat akun twitter miliknya, dia berkata. “Bung @erickthohir, bersamaan waktu Anda menyatakan Kubu @jokowi akan “menyerang”, kemarin ribuan spanduk poster Partai Demokrat menyambut kedatangan Pak @SBYudhoyono di Pekanbaru dirusak, dicopot dan dibuang ke Parit. Yang bertahan hanya milik Petahana. Ini instruksi Anda?”
Tak kalah hebat dengan Ferdinan, Rachlan langsung menuduh Erick bahwa ini adalah instruksi darinya.
Berdasarkan fakta.Terduga pelaku perusak baliho penyambutan SBY hingga antribut Partai Demokrat (PD) di Pekanbaru, Riau, telah diamankan polisi. Pemuda ini bernama Heryd Swanto (22).
Demokrat yang terancam gak lolos, hilang dari perbincangan mencoba mencari sensasi receh agar dibicarakan, selagi Erick Thohir kemarin mengeluarkan perintah menyerang, Demokrat ajimumpung.
Tak tanggung-tanggung, Erick Thohir langsung melawan! *Erick Thohir: Jangan Pake Drama, Langsut Usut dan Tindak Tegas Pelakunya! * Karena kami di TKN selalu menjunjung tinggi kampanye damai dan santun,” tegas Erick. “Semoga pihak kepolisian bisa mengusut dan menindak tegas siapa pun yang melakukannya,”
Apa tujuannya? Saudara Saudari pasti tahu dengan Sinetron Hidayah atau Pintu Berkah INDOSIAR, dimana jalan ceritanya selalu saja sama. Ada orang baik, ada orang jahat, orang jahat zholimi orang baik dan akhirnya orang jahat sadar atas kesalahannya dan akhirnya berkumpul dengan orang baik dan cerita selesai, selalu itu saja topiknya. Inilah strategi yang dipergunakan SBY. Dia paham bahwa ada kalkulasi politik dimana jumlah kader Pendukung Jokowi Maruf di Demokrat ternyata lebih besar dari kader yang mendukung Prabowo Sandi. Untuk menarik apalagi memaksa mereka kembali ke pelukan Demokrat Pusat sudah tidak mungkin, karena SBY dan AHY bahkan Ibas sudah press conference kemana mana kalau para kader dibebadskan.
Jadi strateginya apa biar mereka sadar lagi? Ya salah satu strateginya adalah melukai diri sendiri, bikin FTV yang akan diputar siang malam bahwa Demokrat innocent dan sedang dibully. Sasarannya langsung diarahkan ke Jokowi Maruf, tujuannya ya agar kader kader yang membelot merasa terpanggil kembali dan balik kandang dengan “pembekalan” bahwa “Saya sudah memilih orang yang salah, saya akan pulang kampung”, sehingga ini taktik jitu untuk membuat kader kader yang membelot pulang kampung dan kembali mendukung pilihan SBY di awal yakni Prabowo Sandi.
Mari kita sama sama saksikan bagaimana kelanjutan Sinetron Hidayah Demokrat guna bertujuan agar para kader demokrat yang memsbelot ke Jokowi Maruf bisa dibuat “Mendapatkan Hidayah” kembali ke komando SBY. Benar benar taktik aneh tapi memang sedang dijalankan.