Indovoices.com- Untuk meningkatkan konektivitas transportasi antar pulau kecil di wilayah Indonesia diperlukan sarana transportasi yang baik sesuai dengan kharakteristik bangsa Indonesia. Hal ini yang mendasari Kemhan, BPPT, LAPAN, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan PT LEN Industi Persero melakukan sinergitas dengan membentuk konsorsium pengembangan pesawat N 219 dan Puma Male .
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, instansi dan BUMNIS yang terlibat dalam konsorsium memberikan pandangannya tentang program skema pembiayaan dan pengembangan komersialisasi pesawat N 219. Hadir dalam RDP yang berlangsung di Ruang Komisi VII Komplek DPR RI yaitu Sekjen Kemhan Laksdya TNI Agus Setiadji, S.A.P., M.A, Ketua BPPT, Ketua LAPAN, Direktur PT DI dan PT LEN.
Selain pesawat N 219, RDP juga membahas program pesawat udara nir-awak dengan kategori Medium Atitude Long Endurance (Puma Male) kombatan. Mengingat pesawat tersebut dapat berdampak pada peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata secara nasional. Disamping itu, Indonesia juga memerlukan ekosistem penerbangan nasional yang mampu menggerakkan industri manufaktur dan UKM berbasis teknologi tinggi.
Ketua Komisi VII mengungkapkan bahwa program pengembangan pesawat N 219 dan Puma Male adalah wujud kepedulian Komisi VII terhadap teknologi hasil karya anak Indonesia. Oleh karenanya Komisi VII berharap alutsista ini dapat diproduksi di dalam negeri terutama inovasi teknologi yang diprakarsai BPPT. Selain itu juga diharapkan konsep Male ini mampu menjaga kedaulatan Indonesia dari ancaman yang terjadi di wilayah perbatasan baik darat, laut dan udara. (kemhan)