Indovoices.com– Istana Kepresidenan Cipanas yang dibangun pada tahun 1742 dengan luas tanah mencapai 26 hektar ini, merupakan Istana Kepresidenan tertua di Indonesia. Sebagian besar area Istana masih berfungsi sebagai ruang terbuka hijau yang mempunyai wilayah resapan air yang cukup luas. Meski relatif tidak pernah mengalami masalah kekurangan air, namun saat musim kemarau tiba, debit air sungai menurun sehingga persediaan air tanah berkurang yang berdampak pada keringnya rumput-rumput, tanam-tanaman, pepohonan serta kolam-kolam di lingkungan Istana. Kondisi itu tentu mengurangi keasrian dan keindahan taman Istana.
Untuk mengatasi masalah itu, Kepala Istana Kepresidenan Cipanas, Sdr. Mustofa Alatas membuat langkah terobosan berupa pemanfaatan sumber daya alam yaitu sumber daya air secara lebih produktif dengan pembangunan embung. Embung adalah cekungan penampung air hujan yang berfungsi untuk menjaga kualitas air tanah, mencegah banjir, pengairan, hingga dapat pula berfungsi sebagai unsur penambah estetika lingkungan.
Pembangunan embung yang dimulai pada bulan Oktober 2017 dengan menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini, ditujukan untuk memanfaatkan melimpahnya air di lingkungan Istana Kepresidenan Cipanas pada musim hujan guna memenuhi kebutuhan air secara lebih merata pada musim kemarau.
Embung yang dibangun di lingkungan Istana Kepresidenan Cipanas tidak hanya digunakan untuk menampung air hujan tetapi juga air dari Sungai Cisabuk. Sebagai wujud pemanfaatan embung tersebut, air dari embung juga dijadikan sumber pasokan bagi Sistem Perjernihan Air Minum (SPAM) yang dibangun di Istana Kepresidenan Cipanas.
Sebagai unsur pendukung estetika lingkungan, di sekitar embung akan dibangun taman yang indah dan dilengkapi jogging track serta ampitheater yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan di luar ruang. Lokasi embung juga diharapkan dapat menjadi spot baru yang menarik di lingkungan Istana Kepresidenan Cipanas.
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Bermula dari permintaan Istana Kepresidenan Cipanas melalui Kementerian Sekretariat Negara kepada Kementerian PUPR untuk memenuhi kebutuhan air minum (air bersih) dan siap dikonsumsi di lingkungan Istana Kepresidenan Cipanas, maka dilakukan inisiasi pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Rencana pembangunan SPAM kemudian berkembang tidak hanya untuk Istana Kepresidenan Cipanas, tetapi juga Istana Kepresidenan Jakarta.
Selain berasal dari embung yang dibangun, sumber air yang diolah di instalasi SPAM juga ditambah sumber air yang berasal dari mata air (ground tank) warisan era pemerintahan Hindia Belanda di masa lalu, atau yang sering disebut ‘mata air Belanda’. Pasokan air dari mata air Belanda ini akan menjadi sumber air utama yang akan dimanfaatkan untuk SPAM dengan dukungan sumber air dari embung.
Diharapkan jika embung dan SPAM ini telah berfungsi dengan baik, maka dapat diperoleh pengurangan konsumsi air minum kemasan, yang tidak saja berimplikasi pada penghematan anggaran namun juga reduksi sampah plastik guna mendukung perbaikan kelestarian lingkungan. (setneg)