Indovoices.com- Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia menyerahkan buku tabungan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) tahun 2019 di Desa Sambik Bangkol Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara (KLU).
Hadir dalam penyerahan bantuan ini antara lain Bupati Lombok Utara Dr. H. Najmul Akhyar, SH, MH, Direktur Rumah Swadaya Ir. Johny Subrata, MA, Kasatker Penyedia Rumah Swadaya Sarju Bindarum, S. ST, Kasatker SNVT Provinsi NTB H. Bulera, ST. MT, Kadis LH Perkim KLU H. Rusdi, ST dan masyarakat penerima buku tabungan BSPS.
Direktur Jenderal Penyedian Perumahan Kementerian PUPR RI Dr. Ir. H. Khalawi AH, MSc, MM menyampaikan, rumah swadaya adalah rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat.
Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran bidang perumahan dalam RPJMN 2015 – 2019, sub-bidang perumahan swadaya menargetkan pelaksanaan 250 ribu unit pembangunan baru rumah swadaya dan 1.5 juta unit peningkatan kualitas rumah swadaya.
Penyelenggaraan BSPS di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada 2019 sebanyak 4.713 unit. Sedangkan alokasi untuk Kabupaten Lombok Utara sebanyak 130 unit, terdiri dari 80 unit kegiatan peningkatan kualitas rumah swadaya (PKRS) dan 50 unit pembangunan baru rumah swadaya (PBRS) tersebar di 3 Kecamatan dan 6 Desa terdiri dari Satker perumahan swadaya 50 unit pembangunan baru 35 jt dan satker Snvt 158 unit peningkatan kualitas 17,5 juta Adapun target yang ingin dicapai dari BSPS adalah terwujudnya kepemilikan rumah layak huni yang memenuhi 3 (tiga) persyaratan utama, yaitu keselamatan bangunan, persyaratan kesehatan penghuni, dan kecukupan luas bangunan.
Khalawi AH juga menambahkan, koordinator, fasilitator, dan tenaga lapangan program BSPS memiliki tugas melakukan pemberdayaan dan pendampingan kepada penerima BSPS dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan hingga tahap pelaporan.
Sementara itu, Bupati H. Najmul Akhyar diawal sambutannya menyampaikan selamat datang kepada Dirjen Penyediaan Perumahan beserta rombongan seraya berharap kehadiran rombongan di Lombok Utara merasa senang dan berkesan baik.
“Alhamdulillah masyarakat kami begitu antusias menyambut kedatangan bapak dan berkenan untuk hadir di tempat ini,” tutur bupati.
Dalam kesempatan tersebut, bupati juga menyampaikan memori psikologis masyarakat KLU, dimana tanggal 5 Agustus 2018 adalah hari yang tidak bisa dilupakan oleh seluruh komponen masyarakat Lombok Utara, lantaran dalam durasi hitungan menit hampir 90 persen bangunan yang berdiri kokoh rata dengan tanah. Diantaranya rumah termasuk bangunan yang paling terdampak dengan kisaran 75.636 unit.
“Perlu kami sampaikan memori setahun lalu, sebagaimana kita maklumi bersama pada 5 Agustus 2018 adalah hari yang tidak bisa di lupakan oleh kami warga Lombok Utara yang mana waktu itu dalam hitungan menit saja hampir 90 persen bangunan yang ada rata dengan tanah. Salah satunya bangunan rumah paling terdampak parah,” urai Najmul dihadapan Dirjen.
Bupati Namul juga mengutarakan persoalan yang dialami masyarakat pascagempa, dimana ada rumah warga terbuat dari kayu atau bambu tidak ikut rusak akibat gempa sehingga mereka tidak bisa dimasukkan ke dalam data penerima rumah bantuan gempa.
Mirisnya lagi, tambah Najmul, ada warga yang tidak punya rumah sama sekali juga tidak bisa masuk usulan penerima RTG. Kondisi ini mendorong pemerintah daerah terus mencari solusi bagaimana supaya masyarakat yang hanya memiliki tempat tinggal amat sederhana bisa memperoleh rumah bantuan yang sama dengan bantuan gempa. Diantara solusi yang bisa diupayakan melalui adanya BSPS.
“Terima kasih pak Dirjen hari ini dan hari-hari berikutnya akan terus dimudahkan ikhtiar kita untuk terus melengkapi dan menambah bantuan perumahan untuk masyarakat di Kabupaten Lombok Utara ini,” ungkapnya.
Dalam pada itu, Najmul Akhyar memaparkan program Pemkab Lombok Utara terkait dengan penyediaan rumah bagi masyarakat yang belum memiliki rumah layak huni. Sebelum gempa melanda, Pemda KLU punya program “Jubah” (Jumat Bedah Rumah) dengan membangun 2 sampi 3 unit rumah dalam setiap Jumat. Sumber anggarannya tanpa menggunakan APBD, tetapi sedekah dari ASN dan para pengusaha di Lombok Utara. Jumlah terakhir yang telah dibangun mencapai 200 unit rumah.
“Pada waktu itu kami telah membangun 200 unit melalui program Jubah tetapi kini tinggal cerita karena telah menjadi korban gempa. Namun gempa juga ada hikmahnya. Dulu kami membuat dengan hanya Rp 10 Juta tetapi begitu rusak maka diganti dengan Rp 50 Juta,” jelas bupati mengakhiri sambutannya.
Acara dilanjutkan dengan pemberian buku tabungan bantuan BSPS secara simbolis oleh Dirjen penyediaan perumahan didampingi Bupati dan Direktur Rumah Swadaya serta Kadis Lingkungan Hidup, Perumahan dan Pemukiman KLU kepada warga pemanfaat. (jpp)