Indovoices.com –Pemerintah Uni Emirat Arab baru saja meresmikan Jalan Presiden Joko Widodo di Ibu Kota Abu Dhabi. Penamaan Jalan Presiden Joko Widodo di Abu Dhabi menambah deretan tokoh Indonesia yang namanya diabadikan sebagai nama jalan di luar negeri.
Jalan dengan nama orang nomor satu di RI ini terletak di kawasan diplomatik. Di kawasan tersebut terdapat berbagai kantor misi asing di UEA.
Jokowi juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah UEA, terutama Sheikh Khalid bin Mohammed bin Zayed Al Nahyan. Menurutnya, pemberian nama Jalan Presiden Joko Widodo merupakan penghargaan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Di masa depan, Jokowi berharap hubungan kedua negara akan semakin erat setelah adanya jalan ini di Abu Dhabi. Namun, jauh sebelum Joko Widodo, beberapa tokoh Tanah Air sudah lebih dulu diabadikan di sudut-sudut jalan di berbagai negara di dunia.
Berikut lima nama tokoh di Indonesia yang namanya diabadikan sebagai nama jalan di luar negeri.
1. Soekarno
Presiden pertama Indonesia, Sukarno adalah tokoh yang disegani dunia. Dia adalah penggagas gerakan Non Blok, dan juga salah satu penggagas Konferensi Asia Afrika yang mendorong bangsa-bangsa di Asia Afrika untuk merdeka.
Atas jasanya itu, Maroko menyematkan nama Soekarno di sebuah rue atau jalan. Nama Soekarno diletakkan di pusat Kota Rabat, yakni Rue Soukarno. Jalan ini menjadi penghubung utama ibu kota dan diresmikan pada 2 Mei 1960 oleh Sukarno.
Selain KAA, Sukarno juga dihormati di Maroko karena mengizinkan kitab-kitab karya ulama Maroko menjadi rujukan pesantren-pesantren di Indonesia. Selain Maroko, nama Sukarno juga ada di Mesir dan Pakistan.
Di mesir ada nama jalan Ahmed Sokarno, letaknya bersebelahan dengan Jalan Sudan di kawasan Kit-Kat Agouza Geiza di pinggiran Kota Kairo. Pemberian nama jalan itu karena alasan kedekatan Mesir dengan Indonesia.
Mesir adalah negera pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Usai pengakuan itu, Sukarno beberapa kali melakukan kunjungan kenegaraan ke Mesir dan namanya semakin dikenal, hingga dijadikan nama jalan dengan tambahan kata Ahmed di bagian depannya, sebagai penanda bahwa Sukarno seorang Muslim.
Sedangkan di Pakistan, nama Sukarno ada di dua lokasi, yakni Soekarno Square Khyber Bazar di Peshawar dan Soekarno Bazar di Lahore. Pakistan dan Indonesia punya hubungan yang baik, karena Indonesia pernah mengirimkan pasukannya untuk membantu patroli di laut selatan Pakistan saat terjadi konflik Pakistan-India tahun 1965.
2. Mohammad Hatta
Di Belanda ada sebuah jalan dengan nama Mohammed HattaStraat. Nama jalan itu sebagai bentuk penghargaan bagi Mohammad Hatta karena perannya dalam upaya kemerdekaan Indonesia.
Jalan Mohammed Hattastraat diresmikan pada tahun 1987, lokasinya berada di Kota Harleem. Hatta pernah belajar di Belanda dan aktif di perkumpulan pelajar Tanah Air di Belanda yang diberi nama Indische Vereeniging.
Bersama dengan teman-temannya, Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumu, Indische Vereeniging akhirnya berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI) dan menjadi organisasi pergerakan kemerdekaan.
3. RA Kartini
Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai pahlawan yang memperjuangkan hak-hak kesetaraan perempuan Indonesia. Surat-surat perjuangan Kartini juga banyak dikirimkan kepada sahabatnya di Belanda.
Bukan hanya sahabat, Kartini juga mengirimkan surat berisi pemikirannya ke surat kabar di Belanda hingga akhirnya namanya begitu dikenal di sana. Namanya yang tersohor di Belanda membuat pemerintah Negeri Kincir Angin itu memutuskan untuk meletakkan tokoh emansipasi perempuan ini sebagai nama jalan di Amsterdam.
Di sana ada marka jalan bertuliskan R A Kartinistraat, terletak di kawasan Amsterdam Zuidoost atau yang dikenal dengan sebutan Bijlmer. Selain di Amsterdam, nama RA Kartini juga dijadikan jalan di Harlem. Ada lagi nama jalan Kartini di Belanda, yakni di Utrecht dan Kota Venlo.
4. Sutan Syahrir
Perdana menteri pertama Indonesia, Sutan Syahrir, ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 9 April 1966. Dia merupakan salah satu tokoh perintis, intelektual kemerdekaan Indonesia. Syahrir menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia dari 14 November 1945 hingga 20 Juni 1947.
Di masa remaja, Syahrir menimba ilmu di Leiden, Belanda. Dia menjalin hubungan baik dengan para cendekiawan dan aktivis di sana, sehingga namanya cukup dikenal dan diperhitungkan.
Sebagai bentuk penghormatan, nama Syahrir dijadikan nama jalan di tiga tempat berbeda di Belanda, yaitu Sjahrirsingel di Kota Gouda, Sjahrirstraat di Kota Leiden, dan Sutan Sjahrirstraat di kota Haarlem, tak jauh dari Kartinistraat dan Hattastraat.
5. Munir
Mungkin Munir bukan pahlawan Indonesia yang bergerak di masa sebelum kemerdekaan, namun aksinya untuk memperjuangkan hak asasi manusia di Indonesia patut diacungi jempol. Munir adalah tokoh utama yang mengusut kasus penghilangan orang yang diduga dilakukan Tim Mawar.
Sayang, Munir Said Thalid mesti kehilangan nyawanya setelah meneguk minuman yang rupanya sudah dicampur racun, tepat di atas pesawat yang membawanya menuju Amsterdam pada 7 September 2004. Atas usulan Amnesty Internasional, nama Munir dijadikan sebagai salah satu ruas jalan sepeda di pemukiman Kota Den Haag, Belanda.
Dikenang dengan nama Munirpad, jalan ini diresmikan oleh Wali Kota Den Haag Joziaas van Aartsen pada 15 April 2015 silam. (msn)