Indovoices.com –Pada tahun 2019, setoran dividen atau porsi keuntungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dibagikan ke pemerintah sebesar Rp 50,63 triliun. Dari setoran dividen itu, sebanyak 10 BUMN tercatat sebagai penyumbang dividen ke kas negara di atas Rp 800 miliar atau masuk daftar 10 BUMN penyumbang dividen terbesar. BUMN tersebut tersebar dari beberapa sektor, mayoritas didominasi oleh industri keuangan dan energi.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau Bank BRI tercatat sebagai penyumbang dividen terbesar, yakni sebesar Rp 9,25 triliun pada tahun 2019. Kemudian disusul PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom sebesar Rp 8,45 triliun.
Berikut daftar 10 BUMN penyumbang dividen terbesar ke negara:
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Rp 9,25 triliun
- PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Rp 8,45 triliun
- PT Pertamina (Persero) Rp 7,95 triliun
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rp 6,75 triliun
- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rp 4,00 triliun
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp 2,25 triliun
- PT Pegadaian (Persero) Rp 1,38 triliun
- PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Rp 1,08 triliun
- PT Pupuk Indonesia (Persero) Rp 1,04 triliun
- PT Jasa Raharja (Persero) Rp 891,12 miliar
Lantas bagaimana dengan kekayaan dari para bos-bos atau CEO BUMN penyumbang dividen terbesar itu?
Mengutip data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dipublikasikan secara terbuka oleh KPK, Minggu (2/8), kekayaan bos BUMN tak serta-merta berbanding lurus dengan setoran dividennya.
Ternyata ada CEO BUMN yang harta kekayaannya melewati bos perusahaan pelat merah penyumbang dividen tertinggi. Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini tercatat sebagai bos BUMN paling tajir di antara CEO-CEO dari BUMN penyumbang dividen terbesar.
Yuk ini kekayaan 10 Bos BUMN penyumbang dividen tertinggi itu:
- CEO BRI Sunarso, Rp 120 miliar tanggal lapor 31 Desember 2020
- CEO Telkom Ririek Adriansyah, Rp 97 miliar tanggal lapor 23 Agustus 2019
- CEO Pertamina Nicke Widyawati, Rp 28 miliar tanggal lapor 28 Agustus 2017
- CEO Bank Mandiri Royke Tumilaar, Rp 78 miliar tanggal lapor 31 Desember 2018
- CEO PLN Zulkifli Zaini, Rp 161 miliar tanggal lapor 31 Desember 2019
- CEO BNI Herry Sidharta, Rp 62 miliar tanggal lapor 31 Desember 2019
- CEO Pegadaian Kuswiyoto, Rp 72 miliar tanggal lapor 31 Desember 2019
- CEO Inalum Orias Petrus Moedak, Rp 24 miliar tanggal lapor 31 Desember 2019
- CEO Pupuk Indonesia, Rp 58 miliar tanggal lapor 31 Desember 2019
- CEO Jasa Raharja Budi Rahardjo, Rp 14 miliar tanggal lapor 31 Desember 2019. (msn)