Di Indonesia dapat dikatakan tidak seorangpun yang belum pernah melihat Pemulung. Tidak hanya dikota besar,tapi juga sampai ke kota kecil,bahkan hingga ke desa desa.
Disamping itu ,ada juga pemulung yang berkeliaran di jalan-jalan sedang mencari apa yang bisa dipungut,untuk kemudian dijual ,untuk menghidupi diri dan keluarga..Begitulah terjadi dikota-kota terutama dikota-kota besar banyak sekali pemulung berkeliaran.Hal ini tidak mengherankan,karena banyak barang-barang sudah tidak dipakai lagi dibuang oleh pemiliknya dan dipungut oleh pemulung sebab masih ada harga jual untuk didaur ulang lagi.
Beraneka ragam plastik,kertas,karton dan banyak lagi benda-benda yang bisa didaur ulang dikumpulkan dan dijual perkg dengan harga yang relatif murah.Kabel-kabel listrik dan benda-benda dari besi dan alluminium sedikit lebih mahal.
Bahkan tidak jarang kita saksikan di Kali Ciliwung yang sarat dengan sampah, para pemulung menyediakan perahu kecil ,untuk menangguk berbagai benda, yang diperkirakan ,masih ada nilai jualnya. Mereka bertahan hidup bertahun tahun dengan cara ini.
Aneh Tapi Nyata!
Di Australia Tidak Ada Pemulung
Selama lebih dari sepuluh tahun,tinggal di Australia tidak pernah terlihat seorang pemulungpun disini. Meskipun banyak barang-barang yang dibuang oleh pemiliknya masih dalam keadaan baik dan dapat langsung dipakai atau didaur ulang.Tidak sedikit dari benda-benda yang dibuang itu masih bernilai tinggi,cuma karena bosan dan akan mengganti yang baru maka dibuang .Misalnya alat-alat masak,kursi-kursi,tempat tidur,TV hitam dan putih,TV yang model sudah ketinggalan . Mereka membuang semua perkakas yang dianggap tidak perlu lagi dengan meletakkan didepan pekarangannya.
Siapa saja yang merasa membutuhkan boleh mengambil barang-barang tersebut,tapi kenyataan orang-orang disini gengsi untuk mengambilnya,jadi dibiarkan saja nanti petugas kebersihan yang akan mengangkat barang-barang tersebut.
Pengambilan Sampah Teratur
Berbeda total dengan di Indonesia ,di Australia sampah disini dibuang dalam tong sampah yang ada tiga macam,yang tutup warna merah untuk sampah sehari-hari misalnya sampah sisa makanan dan sebagainya Yang warna kuning untuk sampah kertas karton dan benda-benda plastik serta kaleng-kaleng .warna hijau,untuk sampah dari pekarangan yaitu sisa tumbuh-tumbuhan. Setiap seminggu sekali mobil sampah akan datang dan mengangkat sampah-sampah tersebut.Sedangkan untuk sampah kertas dan tumbuh tumbuhan setiap dua minggu sekali, jadi bergantian.
Pengambilan sampah secara otomatis oleh mobil sampah yang jalan dan akan mengangat sampah tersebut dengan perangkat yang berupa jepitan besar, yang akan dituangkan kedalam mobil.Mulai dengan sampah sehari-hari, maupun sampah kertas dan daun juga diangkat dengan mengunakan mobil khusus . Jadi tidak menggunakan tenaga manusia ,selain dari sopir yang sekaligus menjadi operator mesin yang terpasang dikendaraannya.
Barang Barang Yang Dibuang Masih Layak Pakai
Disini banyak barang-barang yang masih bisa digunakan dan masih bagus-bagus sudah dibuang oleh pemiliknya. Seperti yang dapat dilihat pada gambar yang diposting. Memang ada toko second hand disini dan menjual barang-barang yang masih layak dipakai dengan harga murah.Biasanya toko-toko tersebut menerima barang-barang bekas dari pemilik secara gratis dan dijual dengan harga murah bagi yang membutuhkan dan hasil penjualan untuk disumbangkan ke tempat-tempat penampungan orang-orang imigran.Tapi tidak ada yang berminat untuk mengambilnya
Untuk mobil mobil yang rusak,kalau dibiarkan parkir berbulan bulan didepan rumah,akan dikerek dan pemilik dikenakan denda 200 dollar.Bahkan pengalaman pribadi ,mobil Nizzan tahun 2000 kami yang mogok dipinggir jalan,karena biaya perbaikannya sangat mahal.maka dengan terpaksa dibuang dengan membayar biaya derek sebesar 350 dolar atau setara dengan 3,5 juta rupiah.
Begitulah,lain padang ,lain belalangnya.Lain negeri lain pula aturannya
Semua gambar dokumen pribadi.
Western Australia, 24 September.2018
Salam saya,
Roselina