Monggo cermati perilaku dan ekspresi Sandi saat PRA-PENCOBLOSAN Pilpres 17 April 2019. Lalu bandingkan dengan PASCA-PENCOBLOSAN. Biasa-biasa saja seperti biasa alias normalkah? Atau justru ada yang aneh?
Pra Pencoblosan 17 April 2019
Pra-pencoblosan, walau rada kemayu dengan lipengloss dan celana leggingnya, Sandi tampil super fit dan sangat enerjik. Apalagi kalau sudah memperagakan jurus bango matok proyek. Wuihhh, semua harus minggir. Soale sang maestro bango mau datang cari mangsa. Tentu para fans nya, utamanya para emak-emak a.k.a mahmud alias mamah-mamah muda pendukungnya bertanya-tanya dengan gaya sok manja dan gemezzz: “Apa sih rahasianya, Bang Sandi?”
Seperti pengakuannya maupun yang sering terekam para jurnalias. Jawabannya adalah berolahraga rutin. Yup, bagi Sandi, tiada hari tanpa berolahraga. Baik jogging, renang, nge-basket, dan lain sebagainya. Tentu tidak ketinggalan pola makan istimewahhh super sehat. Hal ini terlihat saat Sandi lagi nongkrong di sebuah warung (Catatan: “Masih inget kan foto tersebut?”). Bukannya makan makanan warung, melainkan makan dari Tupperware, sangu rumahan. So, gimana gak sehat, super fit, dan enerjik maksimal, jadinya toh?
Hebatnya seorang Sandi tidak hanya dari fisik saja. Pikiran Sandi pun sangat ciamik. Luar biasa deras dan bergemuruh bak air terjun Niagara di Amrik sono. Tengok saja ketika dirinya sedang berkampanye ke berbagai daerah yang konon katanya bahwa daya jelajahnya mencapai ribuan daerah. Selalu saja ada pernyataan-pernyataan Sandi yang kemudian viral sehingga banyak yang kejang-kejang. Utamanya pendukung Jokowi – Ma’aruf Amin. Maklum saja. Pernyataan-pernyataan viral tersebut selalu out of the box. Utamanya berisi pesan menyindir, bahkan menyudutkan kinerja sang petahana Jokowi selama menjadi presiden. Ingat Bik Narti? Ingat tempe setipis kartu ATM? Ingat pula Rp. 100 rebu hanya cukup untuk belanja bawang dan cabai di pasar? Atau masih ingat pernyataannya bahwa makan di Jakarta lebih mahal dibanding di Singapore? Bahkan didebat Capres dan Cawapres terakhir. Dari mulutnya yang berlipengloss muncul lagi seorang new comer bernama Bik Terajana. Eh mahap, salah. Maksudnya Bik Nurjanah. Ini beberapa contoh yang akan “abadi” karena sudah terekam di jejak digital Sandi.
Itulah sosok Sandi sebelum pencoblosan Pilpres 17 April 2019 yang lalu.
Pasca Pencoblosan 17 April 2019
Sesuai dengan aturan yang berlaku, yaitu jam 3 siang pasca-pencoblosan, berbagai lembaga survey mulai menginformasikan hasil quick count. Seperti sudah diketahui, pasangan Jokowi – Ma’aruf Amin unggul a.k.a menang rata-rata 2 dijit atas pasangan Prabowo – Sandi. Mirisnya, bos besar Sandi, yaitu Prabowo, tidak terima. Dengan mengacu pada lembaga SURVEY INTERNAL, Prabowo merasa dirinya dan pasangannya lah yang menang. Lalu dengan rasa Ge’eR tingkat dewa plus elmu nekat, mendeklarasikan diri sebagai pemenang Pilpres 2019. Tentu dengan dukungan kelompok yang itu-itu juga. Baik HTI jadi-jadian (Catatan: HTI sudah resmi dilarang), FPI loyal kandang kambing, dan lain sebagainya yang sejenis. Rasa miris pun semakin bertambah-tambah. Tepatnya tatkala lagi-lagi Prabowo melakukan seperti 5 tahun lalu yang lalu ia lakukan: RITUAL SUJUD SYUKUR.
Baidewey baswey, yang jadi pertanyaan: “Di manakah gerangan pasangannya yaitu Sandi yang selama ini terkenal fit dan enerjik plus punya pemikiran yang out of the box bak air terjun Niagara?” “Kok tidak ada saat deklarasi?” “Kok tidak ikut-ikutan RITUAL SUJUD SYUKUR?” “Kok mendadak malu-malu meong sehingga gak nongol-nongolin diri?” “Kok mendadak mirip kampret yang kalo siang hari wajib BBS (Baca: Bobok bobok siang) di gua atau pepohonan?” Intinya Sandi kok RAIB ya? Sungguh, sebuah anomali kalau membandingkan dengan masa-masa Pra-pencoblosan. Utamanya saat kampanye.
Sandi oh Sandi, where r U, Sir? Yuhuuu, where r U, Sir?
Thank GOD, akhirnya Sandi nongol juga. Tepatnya saat sang bos besar, lagi-lagi lagi-lagi lagi-lagi, mendeklarasikan kemenangan di hadapan para pendukung untuk kali ketiga. Upsss, tunggu dulu, coba zooming muka dan gesture language Sandi. Loh kok kayak tidak fit dan enerjik seperti pra-pencoblosan yak? Muka kusut terkesan stress tingkat dewa.
Bak petir di siang bolong, rumor terkait hal ini pun beredar cepat. Ada yang bilang Sandi masih punya hati nurani dan idealisme setinggi langit. Jadinya, dirinya tidak mau ikut-ikutan gaya konyol sang bos besar untuk mendeklarasikan kemenangan versi hitungan sendiri. Ada yang bilang, sangking malunya kalah dan liat kelakuan bos besar serta rugi bandar teramat besar, langsung terbang ke Amerika. Itu sebagian rumor di luaran. Sedang dari dalam, ada yang menginfokan Sandi cegukan tanpa henti. Ada juga yang bilang Sandi sedang tidak enak badan a.k.a sakit, dan lain dan lain sejenisnya.
Terlepas dari semua hal tersebut, SATU HAL YANG PASTI! Sandi Pra-pencoblosan dengan Pasca-pencoblosan SANGAT BERBANDING TERBALIK. Pra-pencoblosan, Sandi adalah seorang yang super fit dan enerjik, serta terkesan centil dengan lipengloss dan terkadang dengan celana leggingnya. Pasca-pencoblosan menjadi Sandi bermuka kusut, stress berat, bahkan letoy a.k.a loyo.
Ada Apa Di Balik Semua Ini?
Fenomena ini tentu menimbulkan banyak pertanyaan. Di antaranya: “Apa yang terjadi ya? “Ada apa kah?” “Apakah beneran stress tingkat dewa karena kena bogem sang bos diikuti rugi bandar teramat gede ataukah hanya sebuah Sandi(Wara) ala Sandiaga Uno seperti yang sudah-sudah selama ini?” Jawabannya? Mari simak di di artikel berikut yaitu: Sandi(Wara) Uno (Ep. 2).
#JOKOWI-MAARUFAMINMENANG
Ever Onward No Retreat
GOD Bless INDONESIA RAYA JAYA