Indovoices.com -Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan kunjungan kerja ke dua daerah di Jawa Barat, Subang dan Karawang. Karawang menjadi daerah pertama yang dikunjungi. Mentan SYL melakukan panen padi serta memberikan sejumlah bantuan, seperti Alsintan , Asuransi dan KUR.
Kehadiran Mentan di Karawang, turut didampingi Panglima Kodam III Siliwangi, Wakil Gubernur Jabar, Kapolda Jawa Barat, juga Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, dan Bupati Karawang.
Dalam kesempatan itu, Mentan SYL menyampaikan betapa pentingnya pertanian. Maka dengan kebersamaan dan kepaduan dari semua pihak untuk melakukan keberpihakan pada pertanian agar dapat bergerak dan berakselerarsi dengan cepat mengupayakan seluruh kekuatan petani untuk memenuhi pangan negeri.
“Tanpa pangan, semua urusan menjadi sia-sia. Pertanian sangat penting sangat mendasar untuk diurusi semua pihak. Dengan pangan masalah rakyat bisa diselesaikan. Kalau menghadapi Covid-19 kita bisa jaga jarak, bisa pakai masker, dan minum vitamin, tapi tanpa pangan bisa lebih berbahaya. Tanpa pangan tidak ada imunitas untuk melawannya. Tanpa pangan bisa terjadi kelaparan dan itujauh lebih berbahaya,” tuturnya.
Untuk itu, Menteri Syahrul Yasin Limpo meminta semua pihak untuk memberi dukungan kepada pertanian.
Mentan SYL juga menyampaikan jika dunia akan menghadapi sejumlah tantangan di masa depan. Selain Corona yang telah menghancur sendi kehidupan dan perekonomian, ancaman kedua adalah kekeringan panjang. Dampaknya adalah krisis pangan.
“Jawaban dari semua tantangan ini adalah pertanian. Covid-19, ekonomi dan lainnya, bisa dijawab dengan pertanian. Dan Saya hadir di Karawang untuk memastikan itu tidak masalah. Karena Karawang adalah jantung pangan di Jawa Barat,” katanya.
Sementara Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedy Mulyadi yang turut hadir, menyatakan keberpihakan dan kepercayaannya nya kepada pertanian.
“Saya yakin, dengan pak Mentan Syahrul Yasin Limpo yang merupakan pejuang tangguh mulai dari Lurah, Bupati, Gubernur, hingga jadi Mentan sudah bisa teratasi semua,” tutur Dedy.
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum dalam sambutannya juga mengatakan jika pertanian sangat penting. Karena, pertanian adalah penghasil pangan.
“Karena, sehebat apa pun teknologi yang ada saat ini, kalau tidak ada pangan bisa membahayakan. Masyarakat tidak memakan beton, tidak memakan konputer dan lainnya. Masyarakat memakan pangan hasil petani. Oleh karena itu, kehadiran Mentan saya harap membawa dampak positif buat keberlangsungan pertanian Jawa Barat. Apalagi Jawa Barat adaah penghasil padi kedua nasional,” tuturnya.
Uu Ruzhanul Ulum juga meminta kepada masyarakat petani untuk tidak menjual sawah, sekalipun harganya mahal. Karena sawah yang dijual bisa berubah fungsi dan mengurangi produktivitas pangan
Dalam kesempatan itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo secara simbolis menyerahkan klaim gagal panen program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk para petani di Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang.
Untuk periode Maret – Mei 2020, luas lahan pertanian yang diganti melalui program Pengembangan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) mencapai 506,12 Hektar atau senilai Rp.3.036.720.000.
Selain Klaim Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), Menteri Pertanian (Mentan) juga menyerahkan Klaim Asuransi Usaha Ternak Sapi Kerbau (AUTSK) sebanyak 2 (dua) ekor sapi atau senilai Rp.15.200.000.
Sementara Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Sarwo Edhy mengungkapkan, klaim tersebut dibayarkan setelah melalui survei kerusakan lahan dan kematian ternak yang dilakukan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) selaku pelaksana program.
“Sebagai tambahan informasi, lahan pertanian yang dapat diklaimkan harus memiliki kerusakan minimal 75 persen. Kerusakan atau gagal panen tersebut bisa dikarenakan hama, baik itu tikus atau wereng, serta musibah banjir maupun kekeringan,” katanya.
Petani yang ingin mengasuransikan lahan pertaniannya bisa mendaftar pada Dinas Pertanian dengan membayar Rp.36.000 tiap musim tanam. Setelah premi dibayarkan, akan keluar polis yang berlaku selama satu musim tanam, yakni 4-6 bulan. Premi yang dibayarkan ini menjadi sangat rendah karena mendapat subsidi dari pemerintah dari yang seharusnya Rp 180.000 per hektar, sebesar 80 persennya ditanggung pemerintah.Sementara harga pertanggungan yang akan diterima petani jika sawahnya mengalami 100 persen kerusakan adalah sebesar Rp 6.000.000 per hektar. Jika tidak terjadi kerusakan, maka premi tersebut hangus.
Untuk AUTSK, premi yang dibayarkan adalah Rp 40.000 per ekor untuk jangka waktu satu tahun setelah mendapat subsidi dari pemerintah senilai Rp 160.000 per ekor dari biaya premi yang awalnya Rp 200.000 per ekor. Dan akan diganti senilai Rp 10.000.000 per ekor bila mengalami kematian ternak.
“Biasanya petani hanya pada musim tertentu mengasuransikan lahan pertaniannya. Seperti jika dirasa akan terjadi banjir atau serangan hama, namun dengan adanya program ini, petani bisa mendaftar setiap musim tanam dengan biaya premi yang sangat ringan“ ujar Sarwo Edhy lagi.
Sementara bantuan alsintan di Karawang berupa Traktor Roda Empat secara simbolis diberikan kepada Kelompok Tani Mulya Bakti dari Desa Bayur lor, Kecamatan Cilamaya Kulon, juga bantuan Traktor Roda Dua yang diterima simbolis Kelompok Tani Dwi Sri di Desa Pasir Jaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, serta bantuan Pompa Air sebanyak yang diterima simbolis Kelompok tani Gemar dari Desa Sukamulya, Cilamaya Kulon. Total alokasi bantuan Alsintan di Karawang adalah 3 unit Traktor Roda Empat, 10 Unit Traktor Roda Dua dan 5 Unit Pompa Air sejumlah Rp. 1.621.620.000.
“Alsintan ini akan sangat membantu dan memudahkan petani dalam percepatan tanam. Maka alsintan ini harus dipergunakan dan dikelola sebaik-baiknya sehingga produktivitas pertanian dapat terus meningkat, “ tambah Sarwo Edhy.
Ditempat yang sama dilakukan juga penyerahan KUR Pertanian dari BNI yang diterima simbolis oleh Bpk. Nayim sebesar Rp 25.000.000, dan Bpk. Atang Rp 25.000.000. Sementara KUR Pertanian dari BRI juga diserahkan secara simbolis total Rp. 50.000.000.000 kepada dua penerima. Bank Mandiri juga menyerahkan KUR mikro pertanian secara simbolis pada acara ini dengan total RP.250.000.000 yang diterima oleh 4 orang petani. Hingga 4 Juni 2020 realisasi penyaluran KUR Sektor Pertanian Provinsi Jabar untuk Kabupaten Karawang mencapai Rp 98.253.000.000, lebih dari target Rp. 94.276.000.000.
“Serapan KUR di Kabupaten Karawang sudah melebihi dari yang ditargetkan, kami sangat mengapresiasi semangat dari seluruh pihak yang telah memanfaatkan dana KUR pertanian ini untuk meningkatkan produksi pangan,” pungkas Sarwo Edhy.(kementan)