Ahok di Rutan Mako Brimob. (Foto: Instagram @basuki_btp_lovers)
Hati siapa tak luka ketika dituduh melakukan penistaan terhadap agama tetapi tak sedikitpun diberikan kesempatan untuk tabayun atau klarifikasi. Itulah yang dirasakan Ahok tatkala fatwa MUI bahwa Ahok telah menista agama di teken ketua umum MUI saat itu. KH Ma’ruf Amin.
Luka, geram, sakit hati itu pula mungkin yang dirasakan Ahok saat sidang sehingga tanpa sadar dirinya emosi dan setengah “menghardik” ulama besar KH Ma’ruf Amin ketika beliau hadir sebagai saksi memberatkan dalam persidangan ke 9 Ahok.
Tetapi siapa sangka Ahok justru menyatakan memberikan dukungan penuh terhadap pak Ma’ruf Amin mendampingi Jokowi sebagai calon wakil presiden 2019-2024 mendatang.
Dukungan Ahok ini terasa semakin dramatis karena disaat yang sama pendukung Ahok tengah kecewa berat ketika Jokowi memutuskan menggandeng Ma’ruf Amin sebagai cawapres, orang yang secara tidak langsung berperan besar mengirim Ahok ke dalam penjara…
Bahkan saking kecewannya, sebagian pendukung sudah memproklamirkan diri akan golput di pilpres nanti.
Kepastian dukungan ini dikonfirmasi oleh menko kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. Dikatakan bahwa Ahok telah berkirim surat kepadanya dan menyatakan mendukung penuh pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin.
Luhut juga memastikan relawan pendukung Ahok telah menemui mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk menyatakan sikap terhadap majunya Ma’ruf Amin. Ia berharap, tidak ada lagi permainan isu SARA dalam pilpres 2019 mendatang.
“Ada yang bilang ke saya Pak Ahok marah (karena Jokowi pilih Ma’ruf Amin), kemarin beliau tulis surat ke saya bilang tetap dukung Jokowi,” kata Luhut.
“Jadi enggak ada Ahoker yang marah, saya pikir kemarin Amalia (Ayuningtyas) dan Singgih juga sudah bertemu dengan Pak Ahok mereka mengatakan saya mendukung Pak Ma’ruf Amin. Jadi kita melihat dari positifnya semua mendukung, untuk kebaikan NKRI. NKRI itu harga mati,”.
Sumber : Kumparan.com
Hal ini membuktikan sekali lagi bahwa Ahok telah banyak belajar. Penjara telah menempa dan membentuk karakternya menjadi pribadi yang tangguh hingga akhirnya memiliki hati yang penuh dengan pengampunan. Ahok melupakan sakit hatinya karena sadar betul bahwa ini semua adalah bagian dari “Gusti Ora Sare” yang sering ia ungkapkan.
Pada akhirnya tanpa disadari, penjara hanya akan membuat Ahok semakin kuat di dalam Tuhan. Berbeda dengan jenderal nganu yang baperan, Ahok telah selesai dengan dirinya. Inilah yang sangat ditakuti oleh lawan politik selama ini.
Lihat saja bagaimana kader parta Demokrat Ferdinand Hutahaean yang masih saja melecehkan pribadi Ahok dengan menyebut “istri Ahok digarap orang”. Menjadi bukti bahwa Ahok masih sangat diperhitungkan meski berada dalam tahanan.
Lalu apakah dengan kebesaran hatinya yang mengundang decak kagum banyak orang ini “Tjahaja Ahok” akan semakin bersinar selepas keluar dari penjara? saya yakinnya iya.
Ahok akan comeback dan kembali mengguncang dunia perpolitikan di Indonesia dengan cara yang tidak kita sangka-sangka. Kapan itu terjadi? Tunggu tanggal mainnya…
Selamat berdebar-debar menantikan kembalinya Ahok!