Indovoices.com-Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma menganggap kasus Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 di lingkungan pabrik PT HM Sampoerna Tbk di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, bukan sebagai titik rantai penularan. Sebab, karyawan Sampoerna awal yang terpapar bermula dari kasus lain yang sudah menjadi klaster.
“Sampoerna itu bukan klaster baru, karena di Sampoerna itu sudah ditemukan dari sini (klaster lain),” kata Risma kepada wartawan di rumah dinasnya di Jalan Sedap Malam Surabaya, Jawa Timur.
Berdasarkan temuan tim Tracing Gugus Tugas (Gugas) Covid-19 Surabaya, Risma menyebut terdapat 16 klaster penularan di Kota Pahlawan. Dari 16 klaster itulah kemudian, sementara ini, terdapat 667 pasien positif corona, 1.540 PDP, 2.958 ODP, dan 971 OTG.
“(semua pasien) ada yang rawat inap, ada yang rawat jalan,” ujar Risma.
Karena tingginya angka kasus Corona, Pemkot Surabaya pun berupaya merawat inap secara paksa pasien-pasien positif, termasuk bagi yang tidak memiliki gejala klinis atau orang tanpa gejala (OTG). Sebab, tanpa dirawat inap, potensi penularan bagi keluarga dan orang dekat besar.
Untuk kepentingan itu, pemkot berkomunikasi dengan pihak rumah sakit rujukan, TNI dan Polri. “Yang positif kita paksa masuk rumah sakit,” ujar Risma.
Risma memastikan beberapa rumah sakit di Surabaya siap menampung. Ia mengaku mendapatkan laporan langsung dari Rumah Sakit Husada Utama bahwa di sana tersedia 20 bed, Rumah Sakit Menur 30 bed, dan Rumah Sakit Siloam 40 bed. “Rawat jalan kita dorong masuk rumah sakit,” katanya.
Keterangan Risma soal kasus Corona di lingkungan pabrik HM Sampoerna itu tentu bertentangan dengan Gugas Covid-19 Jatim, yang menyebut bahwa kasus di sana sebagai klaster penularan Corona.
Pun, saat ini, baru diumumkan sebanyak 77 karyawan Sampoerna yang positif, dua di antaranya meninggal dunia.(msn)