Indovoices.com –Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjalani suntik vaksin kedua sebagai relawan uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac di Puskesmas Garuda, Kota Bandung.
“Hari ini saya, Pak Kapolda, Pak Pangdam, dan Pak Kajati selaku pimpinan di Jawa Barat melaksanakan kunjungan yang ketiga dari lima kunjungan. Kunjungan yang ketiga ini juga puncak dari proses yaitu penyuntikan dosis terakhir dari percobaan vaksin Covid-19,” kata dia, di Bandung, Senin.
Ridwan mengatakan tahapan yang dijalaninya di penyuntikan vaksin dosis kedua relatif lebih cepat. “Hari ini berlangsung lebih cepat, tidak ada pengambilan darah,” kata dia.
Ridwan menjalani serangkaian pemeriksaan sebelum penyuntikan vaksin. “Kami dicek badan, timbangan, kemudian masuk, oleh dokter diperiksa lagi, apakah selama dua minggu ada perubahan melalui stetoskop terhadap paru-paru dan sekitarnya. Alhamdulillah lancar,” kata dia.
Ridwan selanjutnya menjalani penyuntikan vaksin Covid-19 dosis kedua yang dibantu oleh dua tenaga medis. “Saya seperti minggu lalu, tiap orang beda-beda. Saya, Pak Pangdam, dan Pak Kajati di sebelah kiri, Pak Kapolda di sebelah kanan dan memang hasilnya sama. Diameter jarumnya memang agak besar, jadi lubangnya lumayan, tidak kecil, kira-kira begitu,” kata dia.
Setelah penyuntikan vaksin, Ridwan sempat diminta menunggu selama 30 menit untuk melihat reaksi yang timbul akibat penyuntikan vaksin tersebut. Dia mengaku sempat pegal-pegal setelah penyuntikan.
“Kalau saya pribadi selama 5 menit mengulangi reaksi yang sama, tubuh saya agak pegel, selama 5 menit agak susah mengangkat tangan. Tapi sekarang sudah lebih lumayan, walaupun sekarang lebih terasa. Dan yang pertama biasa, hari-hari pertama agak ngantuk, mudah-mudahan tidak terjadi lagi sehingga hasilnya dimonitor baik dan dinyatakan berhasil,” kata Ridwan.
Ridwan mengatakan dirinya akan diminta kembali 14 hari lagi untuk menjalani pengambilan sampel darah. “Nanti 14 hari dari sekarang, barulah akan dites darah kami selama dua kunjungan lagi. Mohon doanya agar hasil nanti dalam dua minggu dari sekarang ada reaksi positif yang baik, yaitu meningkatnya imunitas dan meningkatnya antibodi kami terhadap Covid,” kata dia.
Ridwan mengatakan dirinya menjadi bagian dari 200 lebih relawan yang sudah menggenapi dua dosis penyuntikan vaksin Covid-19 produksi Sinovac, yang tengah menjalani uji klinis fase 3 oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dengan sponsor Bio Farma.
“Jumlah relawan dari 1.600 yang dibutuhkan, masih berproses panjang, baru 400-an yang sudah disuntik tahap satu. Kemudian tahap dua sekitar 200-an relawan, nah kami bagian dari angka tadi,” kata dia.
Ridwan mengatakan dirinya mengetahui soal adanya relawan yang terpapar Covid-19 padahal telah menerima penyuntikan vaksin Covid-19 Sinovac dosis kedua. Tapi dia enggan menanggapi. “Terkait masalah yang relawan, sebenarnya saya tidak punya kapasitas untuk menceritakan secara teknis karena saya objek dari vaksinasi sendiri walaupun saya dengar,” kata dia.
Kendati demikian, dia meminta pada seluruh relawan yang telah menjalani penyuntikan agar menghindari dulu zona merah penyebaran Covid-19.
“Makanya jangan banyak bepergian ke zona-zona yang berbahaya, kira-kira begitu, karena nanti akan mengganggu proses statistiknya. Itulah kenapa tidak semua yang daftar relawan lulus, bahkan saya dengar masih terbuka. Kalau masih ada yang mau jadi relawan, karena yang terdata ternyata tidak semuanya memenuhi kualifikasi, ada yang semangat tapi komorbid, ada yang sakit jantung, ada yang lain-lain, dan sebagainya itu juga menjadi kendala,” kata Ridwan.
Ridwan mengatakan dirinya berharap uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 Sinovac ini sukses. “Karena kalau tidak berhasil kita juga harus cari cara lagi bagaimana mencari ending dari yang namanya Covid ini. Tapi kalau vaksin ini, insya Allah berhasil, maka ini memberikan harapan bahwa ending Covid ini dengan segala dinamiknya berbulan-bulan ini bisa berakhir dengan diberikannya vaksin yang hadir sekarang,” kata dia.
Ridwan mengatakan pemerintah juga tengah mengupayakan vaksin Covid-19 dari produsen lainnya. “Selain vaksin yang ini juga ada vaksin-vaksin yang lain yang sedang berproses. Prinsipnya dari kita di daerah, mana saja yang paling cepat dan paling terpercaya,” kata dia.
Ridwan mengatakan, saat vaksin sudah ada, tantangan selanjutnya ada pada proses penyuntikannya. “Karena penyuntikan harus dua kali. Jadi bayangkan manajemen puluh ratus juta di kali dua periode, itu tantangan terbesarnya. Maka masukan dari kami, salah satunya mungkin TNI-Polri bisa diperbantukan untuk mempercepat proses, kalau tidak, hitungan kami bisa 1 tahun sendiri proses pemberian vaksin ke seluruh warga, kira-kira begitu,” kata dia.(msn)