Meskipun sudah setahun lebih saya berada di grup WA Demi Anak Generasi (DAG), namun saya kenal Samuel belum lama ini. Nama lengkapnya adalah Samuel Tanujaya, demikian dia memperkenalkan namanya kepada saya. Bukan dari kalangan berada dan mapan. Sebagai seorang anak tunggal bahkan anak yatim, dirinya masih harus menjaga Ibunya yang sedang sakit stroke.
Bergabung dengan organisasi Demi Anak Generasi sejak tahun 2014 dalam usia yang relatif muda menjadikan dirinya sebagai salah satu relawan yang sangat aktif.
Menjabat sebagai sekretaris DAG Jabar, tidak menjadikan alasan bagi dirinya untuk duduk nyaman di kantor yang ber-AC. Bahkan dirinya pula yang mengambil inisiatif untuk terjun langsung ke akar rumput. Di saat relawan lainnya masih asyik bertempur di dunia maya, berperan sebagai pengamat kesiangan hingga komentator kesorean, dirinya lebih memilih bertindak nyata tanpa kata, beraksi tanpa basa-basi.
Hal ini tercermin dari komentarnya ketika ditanyakan alasan kenapa dirinya memutuskan untuk terjun ke lapisan bawah.
“Iya Pak Robin…
Saya pilih jalan saja, dengan atau tanpa logistik dari TKN. Kalau ada logistik Puji Tuhan, gak ada Logistik Alhamdulilah, jalan saja terus…” demikian Samuel menuturkan.
“Relawan udah kebanyakan yang maen di MedSos, Udah banyak Cebong yang Pinter jadi Pengamat, cukuplah itu.”
“Yang masih kurang yang mau turun ke jalan, jadi ya udah, jangan saling nyalahkan, mungkin masing-masing punya kesibukan. Yang bisa turun ke jalan, ke Gang sempit ya jalan aja, ga usah banyak ngeluh.”
“Toh semua Demi Anak Generasi kita.
Demi Anak Cucu kita nantinya kan?,” tutupnya.
Bisa jadi itu merupakan ungkapan dari rasa galaunya. Dimana saat para relawan kubu sebelah berjibaku door to door mengkampanyekan capres mereka sejak berbulan-bulan yang lalu. Relawan Jokowi lebih banyak memilih berkampanye di sosmed, enggan turun ke lapangan.
Entah karena belum adanya instruksi dari TKN, entah juga karena logistik yang belum turun. Bisa jadi juga ini merupakan strategi dari TKN yang sengaja menahan sampai satu dua bulan terakhir menjelang pencoblosan baru berkampanye secara massif.
Terlepas dari itu semua, alih-alih menyalahkan lambannya TKN, menyalahkan relawan yang lain yang terbenam dalam asyiknya pertempuran di dunia maya. Dirinya lebih memilih untuk terjun langsung, berjuang dengan dana pribadi yang dimilikinya yang tentu saja sangat terbatas.
Caranya pun cukup unik, simak saja penjelasannya di bawah ini.
“Bikin brosur print 1 lembar, fotocopy 10 ribu dapat 40 lembar. Cari dari Supermarket/ATM, pasti ada Brosur juga. Ambil saja buat nambahin, bisa dipakai sebagai alat membuka obrolan/pembicaraan.” Kata Samuel.
“Kalau yang 40 lembar habis, besoknya Fotocopy lagi. Bagiin lagi, pindah tempatnya.
Cukup setengah jam sampai paling lama 1 jam, asal komsisten tiap-tiap hari diSEGMEN yg sama (grassroots) saya percaya pasti ada hasilnya.”
“Tapi itu kalau gak gengsi atau malu yah hehehe…” lanjutnya sambil tertawa.
“Tapi kalau relawan namanya aja rela+wani ya harusnya mau-lah…
Tujuannya bukan buat ORGAN !
Tujuannya masa depan keturunan kita nanti, Demi Anak Generasi” Ucapnya.
“Nah, kalau nanti dapat logistik dari TKN yah itu BONUS sebagai dopping jadi penyemangat supaya lebih banyak lagi, lebih maksimal lagi…”. Sulit dipercaya kata-kata tersebut meluncur dari mulut seorang pemuda berusia 35 tahun ini, namun demikianlah nyatanya. Mungkin kata “Di mana ada kemauan, Di situ pasti ada jalan” cukup mewakili semangatnya dalam menjalankan tugas.
Bukan tugas dari organisasinya apalagi dari TKN, bukan tugas untuk kepentingannya pribadi juga. Namun tugas yang muncul dari rasa tanggung jawabnya untuk memperjuangkan orang baik yang bernama Jokowi, agar dapat terus memimpin bangsa ini. Semua dilakukan demi anak generasi bangsa di masa yang akan datang.
Soal militansi? Tidak perlu diragukan lagi. Di saat para Jokower maupun Ahoker banyak yang bercuap-cuap memgomentari pembebasan Abu Bakar Baasyir, ada yang kecewa hingga memilih golput. Mengeluarkan analisa-analisa dangkalnya yang belum tentu benar.
Samuel memutuskan, apapun yang terjadi, dirinya tetap memilih berada di belakang Jokowi. Dirinya memiliki keyakinan total, bahwa apapun yang dilakukan oleh Jokowi tentulah melalui pertimbangan yang matang, melalui pemikiran yang mendalam.
“Demi Anak Generasi,
Saya commit dukung Jokowi
Apapun keputusan Politiknya!” Ujarnya Tegas tanpa keraguan sedikitpun.
“DAG lahir karena sosok Ahok dan Ahok bilang jelas tegas bilang JANGAN GOLPUT so tidak ada alasan bagi DAG untuk tidak mengikuti anjuran dari Ahok ya kan ?
Seharusnya semua yg ngakunya Ahoker ya ikuti dan patuhi perkataan Ahok.
Itu kalo Ahoker beneran loh ya…” katanya sambil mengingatkan apa yang pernah disampaikan oleh Ahok.
Saya tidak bisa lebih setuju lagi dari apa yang dikatakannya. Bila saja separuh atau sepertiga relawan Jokowi memiliki tekad seperti dirinya, kemenangan sudah pasti diraih, pencoblosan hanyalah formalitas belaka.
Saya rasa, kata-kata dari Samuel merupakan tamparan, bukan saja buat Anda, bahkan bagi saya juga, termasuk untuk para relawan lainnya untuk bangun. Ayo kita bergerak, jangan seperti lembu, dicambuk sekali jalan selangkah, dicambuk dua kali jalan dua langkah. Menggunakan 1001 alasan membenarkan diri kita sendiri untuk tidak turun ke lapangan, yang ujung-ujungnya hanya dapat disimpulkan dengan satu kata “MALASSS“. Shame On You..!!! Kalau masih mengaku relawan militan Jokowi dan Ahok.
Kalaulah kita adalah Ahoker sejati atau bahkan Jokower sejati, bergeraklah. Jangan menjadi relawan kardus yang kena air langsung melempem. Jangan jadikan alasan ketiadaan logistik sebagai hambatan bagi kita untuk menjangkau akar rumput. Tidak punya dana untuk mencetak brosur? Manfaatkan mulut kita, itulah karunia Tuhan yang gratis dan tidak kalah efektif, tidak kalah ampuh untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang hasil kerja Jokowi serta meluruskan berbagai fitnah terhadap dirinya.
Semoga tulisan ini dapat dijadikan instropeksi bagi diri kita sendiri, sudah semilitan apakah kita? Hanya militan di mulut atau sudah mewujudkannya melalui aksi nyata seperti yang dilakukan oleh Samuel?.
Semoga juga tulisan ini dapat menjadi motivasi dan inspirasi agar bagi relawan-relawan lainnya bahwa perjuangan yang kita lakukan saat ini bukanlah untuk organisasi relawan tertentu, bukan untuk parpol tertentu, bahkan bukan untuk diri kita pribadi, namun demi anak generasi mendatang, demi Indonesia yang lebih baik.
Bergabunglah Dengan Para Rajawali
Yang Terbang Tinggi
Berjuang Dan Memenangkan Jokowi
Demi Anak Generasi
Samuel sudah melakukannya, kapan giliran Anda?