Indovoices.com- KRI Bima Suci tiba di Pelabuhan Thilawa, Myanmar. Bertindak sebagai Indonesian Floating Ambassador, kapal tersebut berlayar dengan misi mempromosikan pariwisata Indonesia, meningkatkan kerja sama Indonesia-Myanmar, dan meningkatkan kerja sama angkatan laut kedua negara.
Berlayar untuk pertama kalinya ke Myanmar, KRI Bima Suci mengusung tema Maritime Fulcrum Brotherhood. Kedatangannya disambut dengan riang dan hangat oleh KBRI Yangon, masyarakat Indonesia, para siswa Sekolah Indonesia Yangon, dan Indonesian International School Yangon, friends of Indonesia di Myanmar, dan tentu oleh rekan-rekan dari angkalan laut Myanmar.
Kapal cantik tersebut berpenghuni 83 taruna dan taruni angkatan laut Indonesia yang dipimpin oleh Komandan Waluyo, para perwira TNI AL, dan awak pendukung lainnya.
Pada Minggu (6/10/2019), Tim Drum Band yang terdiri dari para kadet Bima Suci tampil memukau dengan gerak dinamis dan kelenturan tubuh para anggotanya di People’s Park, Yangon, salah satu landmark paling populer di Myanmar.
Mereka tampil di hadapan Duta Besar RI untuk Myanmar Iza Fadrir, Walikota Yangon U Maung Maung Sore, Chief Minister of Yangon Region U Phyo Min Thein, para Duta Besar dan wakil-wakil dari negara sahabat, seperti Thailand, Rusia, Australia, Malaysia, Brunei Darussalam, Malaysia, Laos, dan lainnya, serta masyarakat Indonesia dan Myanmar.
Penampilan mereka diikuti oleh Tari Reog Ponorogo oleh TNI AL yang menghipnotis dengan kostum penarinya dan topeng berbentuk singa besar dihiasi bulu-bulu merak. Seusai pertunjukan di People’s Park, mereka melakukan parade berkisar 30 menit menuju KBRI Yangon.
Duta Besar RI untuk Myanmar menyampaikan bahwa bahwa tahun 2019 merupakan tahun yang spesial untuk Indonesia dan Myanmar karena kedua negara memperingati 70 tahun hubungan bilateral. Kedutaan Besar Indonesia di Yangon menyelenggarakan serangkaian kegiatan untuk merayakannya.
Pada 24-25 Juli 2019 di Banda Aceh, Provinsi Aceh berbagi informasi tentang proses perdamaian mereka kepada Joint Ceasefire Monitoring Committee Myanmar untuk menunjukkan komitmen Indonesia mendukung proses rekonsiliasi di Myanmar.
Tahun 2018, Indonesia dan Myanmar untuk pertama kalinya mencapai volume perdagangan sebesar USD1 miliar. Untuk meningkatkan volume tersebut, KBRI Yangon mengadakan Business Matching di Yangon pada 16 September 2019. Kegiatan tersebut memfasilitasi pertemuan antara perusahaan Indonesia dengan 55 pengusaha dari Myanmar.
Di bidang pendidikan, bekerja sama dengan Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Padang, KBRI Yangon menyediakan sebelas beasiswa untuk mahasiswa Myanmar, dan lebih banyak beasiswa akan ditawarkan tahun depan.
“Kunjungan Bima Suci ke Myanmar menjadikan kerja sama Indonesia-Myanmar menjadi lebih utuh. Ini menekankan bahwa Indonesia berkeinginan kuat untuk terus bekerja sama dengan Myanmar dalam berbagai aspek, termasuk di bidang angkatan laut,” tambah Duta Besar Iza Fadri.
Selain untuk memperingati HUT ke-70 Indonesia dan Myanmar, bersandarnya KRI Bima Suci di Myanmar juga dalam rangka merayakan HUT ke-74 RI dan HUT ke-74 TNI. Untuk itu, pada Senin (7/10/2019), sebuah resepsi diadakan di dek KRI Bima Suci.
Sementara itu, Atase Pertahanan Indonesia di Myanmar, Kol. Laut (P) Fajar Rusdianto menyampaikan bahwa KRI Bima Suci adalah kapal layar latih terbaru dan terbesar TNI AL yang diluncurkan pada tahun 2017 dengan panjang 112 meter dan tinggi 53 meter.
Tahun 2019, Bima Suci melakukan tur keliling dunia dengan total 96 hari perjalanan, mengunjungi 11 negara, dan berlayar sejauh 13.876 mil.
KRI Bima Suci sebelumnya telah bersandar di Manila, Filipina; Osaka, Jepang; Busan, Korea Selatan; Shanghai, China; Brunei Darussalam; Lumut, Malaysia; dan Phuket, Thailand.
Pada Selasa (8/10/2019), KRI Bima Suci akan meninggalkan Myanmar dan berlayar ke Padang, Sumatra Barat; Tanjung Benoa, Bali; dan Darwin, Australia, sebelum kembali ke Surabaya. (jpp)