Indovoices.com-Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mandiri hari ini akan menetapkan Muhammad Chatib Basri sebagai Wakil Komisaris Utama. Penunjukan Chatib sebelumnya telah diumumkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Erick berharap masuknya Chatib dalam jajaran komisaris dapat meningkatkan kinerja Bank Mandiri. “Saya bersyukur Chatib Basri mau masuk dalam jajaran Komisaris Bank Mandiri, Mantan Menteri dengan reputasi yang sangat baik mau berkeringat ikut membenahi BUMN,” kata Erick melalui siaran resmi, Minggu (8/12).
Chatib Basri lahir di Jakarta pada 22 Agustus 1965. Menteri Keuangan periode 2013-2014 itu masih aktif sebagai anggota Dewan Penasehat Bank Dunia untuk urusan Gender dan Pembangunan.
Suami Dana Iswara itu juga merupakan akademisi yang diakui di dalam da luar negeri. Dia meraih gelar PhD bidang ekonomi dari Universitas Nasional Australia pada 2001 dan pernah menjadi Senior Fellow di Harvard Kennedy School, Harvard University, dan Profesor tamu di Australian National University dan Nanyang Technological University Singapore.
Di luar pendidikan, Chatib juga terlibat sebagai konsultan di berbagai lembaga keuangan. Ia pernah menjadi konsultan di World Bank, USAID, AUSAID, OECD, dan UNCTAD, Asian Development Bank serta menjadi anggota Asia and Pacific Regional Advisory Group dari International Monetary Fund.
Chatib juga terbilang sukses ketika menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 2012-2013. Selain itu, ia pernah memimpin Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia pada tahun 2004-2009.
Di pemerintahan, kemampuannya sebagai ekonom membuat Chatib dipercaya untuk memegang berbagai jabatan penting seperti penasihat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2004-2005), Deputi Menteri Keuangan untuk G-20 (2006-2010), merepresentasikan Indonesia di Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Washington (2008), dan sebagai Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional Presiden RI (2010-2012).
Tak hanya itu, Chatib juga pernah menjadi Dewan Komisaris di berbagai perusahaan, seperti PT Astra International, PT Indika Energy, dan Axiata Group Bhd (Malaysia).
Kini, Chatib menambah kesibukannya dengan menjadi Wakil Komisaris Utama Bank Mandiri. Ia pun menganggap ini bukan tugas yang mudah. “Apalagi Pak Menteri (Erick Thohir) meminta fungsi Komisaris saat ini betul-betul dijalankan dengan baik. Saya berharap kinerja Mandiri terus meningkat dan disegani dan mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi,” ujar Chatib.
Kinerja Bank Mandiri
Pada tiga kuartal pertama 2019, laba bersih Bank Mandiri meningkat 11,9% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 20 triliun. Perusahaan pun telah menyalurkan total kredit Rp 842 triliun, tumbuh 7,7% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan, kredit bermasalah perusahaan berada di level 2,5%. Besaran tersebut lebih rendah dibanding periode sebelumnya yang mencapai 3,0%.
Selain itu, DPK Bank Mandiri tumbuh 7,22% menjadi Rp 891,2 triliun. Rinciannya, DPK dalam bentuk tabungan tumbuh 3% menjadi Rp 274,7 triliun. Lalu, DPK berupa giro rupiah tumbuh 18,1% menjadi Rp 153,1 triliun per September 2019.
Bank Mandiri pun menargetkan laba bersih perusahaan pada 2020 tumbuh 6-7% dibandingkan prognosis tahun ini. Pada 2019, perusahaan memperkirakan laba bersih meningkat 5-6%.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arif Arianto optimistis target tersebut bisa tercapai, salah satunya ditopang oleh penyaluran kredit. Perusahaan memperkirakan, penyaluran kredit tumbuh 10-11% pada 2020 dibanding prognosis tahun ini.
“Pertumbuhan kredit tahun ini secara prognosis 2019, hanya tumbuh 7-9% dibandingkan realisasi 2018 senilai Rp 719 triliun,” kata Sulaiman saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (26/11) lalu. Sedangkan NPL ditargetkan turun dari level 2,5-2,6% tahun ini dan 2,4-2,5% pada 2020.
Dari sisi pengumpulan dana, perusahaan menargetkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 8-9% pada tahun depan. Target itu lebih kecil dibandingkan prognosis pertumbuhan DPK tahun ini, 10-11%.(msn)