Indovoices.com-Presiden Joko Widodo meninjau kawasan Mount Ainslie, Canberra, Australia. Canberra sebagai ibu kota baru akan menjadi referensi mengenai masalah pembangunan ibu kota baru.
“Jadi kita ingin apa mendapatkan sebuah bayangan seperti apa sebetulnya kota Canberra, bagaimana dikelola, kemudian dimulainya seperti apa,” ujar Presiden Jokowi menjawab pertanyaan wartawan usai peninjauan.
Lebih lanjut, Presiden menyampaikan bahwa Mount Ainslie dibangun di tahun 1913 sampai sekarang penduduk 400 ribu. “Dan saya kira kalau kita lihat tadi tata kotanya sangat bagus sekali dan ya yang baik-baik akan kita ambil untuk pembangunan ibu kota baru, baik manajemennya baik tata kotanya,” ujarnya.
Kepala Negara juga menyampaikan bahwa jika dilihat gedung-gedung pemerintah tidak ada yang tingginya lebih dari 7 lantai, tapi di sisi lain juga ada yang jauh dari area pemerintahan diperbolehkan untuk gedung tinggi-tinggi dan itu sangat bagus.
Mengenai kepastian kepindahan ibu kota, Presiden menyampaikan bahwa hal itu sudah dimulai dengan lomba desainnya setahun yang lalu, studinya juga sudah dimulai 5 tahun yang lalu dan telah diputuskan, sekarang tinggal menunggu Undang-Undang dari DPR.
“Kalau Undang-Undang jadi langsung kita akan lakukan land clearing kemudian pembangunan infrastruktur dasar. Saya kira itu yang segera kita lakukan,” kata Presiden. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengiyakan bahwa perpindahan dilaksanakan tahun 2024. “Iya. Sesuai rencana seperti itu. Insyaallah sudah pindah,” sambungnya.
Dalam peninjauan ini, Presiden didampingi oleh Sally Barnes CEO National Capital Authority dan Duta Besar Indonesia untuk Australia Kristiarto Legowo. Turut hadir dalam agenda kali ini Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM Mahfud MD, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Sebelumnya, Presiden disambut upacara kenegaraan oleh Gubernur Jenderal Australia David Hurley dan Ibu Linda Hurley di Government House, Canberra, Australia. Kunjungan ke Government House ini merupakan agenda pertama Presiden di hari kedua berada di Canberra. Tiba di State Entrance, Presiden Jokowi disambut oleh Gubernur Jenderal Australia David Hurley dan Ibu Linda Hurley, kemudian berfoto bersama di depan pintu utama sebelum memasuki gedung. Pada saat yang bersamaan terdengar dentuman meriam yang ditembakkan sebanyak 21 kali.
Dalam gedung, kedua pemimpin disambut oleh Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne dan First Assistant Secretary, Ministerial Support Division DPMC Gerrard Martin, untuk selanjutnya bersama-sama mengikuti upacara kenegaraan. Setelah selesai mengikuti upacara kenegaraan, Presiden menandatangani buku tamu di Drawing Room.
Selanjutnya, Presiden menuju Private Hall dan langsung mengadakan pertemuan dengan Gubernur Jenderal David Hurley. Penyambutan kenegaraan ini ditutup dengan jamuan santap siang yang diawali dengan sambutan dari Gubernur Jenderal Australia David Hurley dan Presiden Jokowi. Sebelum meninggalkan Government House, Presiden Jokowi diajak berkeliling menggunakan buggy car bersama Gubernur Jenderal David Hurley dan Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison.(jpp)