Indovoices.com-Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo mengingatkan kepada seluruh jajaran Kemhan, TNI dan Polri untuk bekerja sungguh – sungguh dan berdiri paling depan dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jajaran Kemhan, TNI dan Polri harus mampu mengatasi berbagai spektrum ancaman pertahanan negara, mulai dari konflik internal, ancaman perang asimetris, ancaman teror, perang proxy maupun ancaman perang hibrida.
Hal tersebut disampaikan Presiden saat memberikan pengarahan kepada Peserta Rapat Pimpinan (Rapim) Kementerian Pertahanan, TNI dan Polri Tahun 2020, di kantor Kemhan, Jakarta.
Presiden mengingatkan bahwa tantangan kedepan akan semakin berat. Tantangan besar pertama adalah semakin meluasnya spektrum konflik di berbagai belahan dunia.
Oleh sebab itu, Indonesia harus memperkuat diplomasi pertahanan untuk meredam ketegangan antar negara dan memiliki kesiapan menggelar kekuatan bersenjata dalam rangka menjaga kedaulatan wilayah NKRI.
Tantangan besar kedua, lanjut Presiden adalah perkembangan luar biasa dari teknologi militer, yang perlu diantisipasi lompatan perkembangan teknologi dalam jangka 20, 30, 50 tahun kedepan. Untuk itu, Indonesia harus terus melakukan upaya dalam memperkuat penguasaan teknologi pertahanan.
“Diperlukan kebijakan perencanaan pengembangan Alutsista yang tepat, apakah berguna untuk 20, 30, 50 tahun kedepan, harus dihitung, harus dikalkulasi semuanya secara detail”, jelas Presiden.
Presiden lebih lanjut mengingatkan agar alokasi belanja pertahanan harus diubah menjadi suatu investasi pertahanan. Oleh sebab itu, pemanfaatan APBN harus betul- betul benar dan efisien, dimulai dari perencanaan sampai pelaksanaan anggaran, dan yang paling penting mendukung terwujudnya pembangunan kemandirian industri pertahanan dalam negeri. (kemhan)