Prabowo dan fadli zon tidak cocok menjadi menteri kabinet jokowi
Isu bergabungnya partai gerindra kedalam Koalisi partai pendukung Jokowi semakin menguat, isu itu semakin kencang dengan adanya isu Prabowo dan fadli zon akan mendapatkan jabatan pada kabinet Jokowi Amin. Sebelumya fadli zon telah menyatakan menolak jabatan menteri di kabinet Jokowi Amin walaupun saya yakin kalau Jokowi saat itu belum menawarkan jabatan menteri padanya, dengan adanya penolakan itu sudah cukup bagi Jokowi untuk tidak mempertimbangkannya sebagai calon menteri
Apalagi dahulu fadli zon pernah menyatakan bahwa korupsi adalah oli pembangunan, https://m.detik.com/news/berita/d-2929613/fadli-zon-korupsi-justru-jadi-oli-pembangunan, jika fadli zon diangkat sebagai pejabat pada kabinet Jokowi akan melemahkan semangat anti korupsi yg digaungkan oleh pemerintahan Jokowi
Sedangkan Prabowo adalah orang yang grusa grusu seperti yang diakuinya sendiri saat kasus hoax Ratna Sarumpaet, https://m.detik.com/news/berita/d-4241117/prabowo-soal-ratna-saya-tak-merasa-salah-hanya-grasa-grusu bukan sekali itu saja Prabowo dibohongi oleh anak buahnya, kita semua tentu masih ingat sujud syukur saat pilpres 2014 lalu, pada tahun 2019 prabowo kembali mengulangi kesalahan yang sama dengan melakukan sujud syukur padahal saat itu dari hasil hitung cepat telah terlihat jika Jokowi lebih unggul, nampaknya Prabowo tidak belajar dari kesalahan tahun 2014 lalu sehingga kembali dibohongi oleh anak buahnya
Seorang yang grusa grusu dan gampang dibohongi oleh anak buahnya tentu tidak cocok untuk menjadi menteri, karena itu jika benar Gerindra masuk ke dalam Koalisi partai pendukung presiden, mungkin bisa diangkat kader Gerindra yang lain untuk menjadi menteri sesuai dengan bidang dan kompetensi calon menteri yang bersangkutan, tentu saja dengan syarat orang tersebut belum pernah menyatakan menolak jabatan menteri kabinet Jokowi. Karena itu sebelum memilih menteri mungkin perlu dicek dahulu jejak digital calon yang bersangkutan
Masuknya Gerindra ke dalam Koalisi partai pendukung presiden memiliki dampak yang positif dan negatif terhadap Prabowo, dampak positif adalah Prabowo dan partai gerindra berpeluang untuk menarik simpati dan dukungan para pendukung Jokowi pada tahun 2024 nanti, sedangkan dampak negatif adalah Prabowo akan ditinggal oleh para pendukungnya yg menjadi haters Jokowi, mereka mungkin saja akan mengalihkan dukungan pada Anies, pilpres 2024 nanti mungkin akan menjadi ajang persaingan antara Anies dan Prabowo