Indovoices.com –Polri mengantisipasi kerusuhan atas perpecahan Partai Demokrat. Partai berlambang mercy itu terpecah menjadi dua kubu, yakni loyalis Ketua Umum (Ketum) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan kubu Ketum Moeldoko hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Deli Serdang, Sumatra Utara.
“Tentunya apabila ini berdampak pada situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), Polri telah siap untuk mengantisipasinya,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin, 8 Maret 2021.
Namun, Rusdi menegaskan Polri tidak ikut campur pada polemik di Partai Demokrat. Pasalnya, hal itu permasalahan internal partai.
“Akan tetapi, Polri memiliki tugas pokok. Ada Pasal 13, salah satunya adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. Oleh karena itu Polri senantiasa memantau daripada permasalahan internal PD (Partai Demokrat),” ungkap jenderal bintang satu itu.
Moeldoko terpilih menjadi ketum Partai Demokrat versi KLB di The Hill Hotel and Resort Sibolangit, Deli Serdang, Jumat, 5 Maret 2021. KLB diikuti 387 perwakilan dewan pimpinan cabang (DPC). Kader yang mengikuti kegiatan itu mencapai 1.500 orang.
Merespons KLB, AHY mendatangi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Senin ini. AHY meminta Menkumham Yasonna Laoly menolak pengesahan Moeldoko sebagai ketum partai yang didirikan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Sementara itu, kubu Moeldoko akan mendatangi Kemenkumham untuk menyerahkan keputusan KLB, Selasa, 9 Maret 2021. Mereka akan meminta Menkumham mengesahkan Moeldoko sebagai ketum Partai Demokrat.