Indovoices.com –Kabar penangkapan babi ngepet oleh warga di wilayah Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok menjadi perhatian publik. Untuk memastikan kebenaran hal itu Polsek Sawangan memanggil 9 dari 15 orang penangkap hewan yang disebut babi ngepet tersebut.
Mereka diperiksa pada Rabu (28/4) siang. Pemeriksaan berlangsung selama 10 jam dimulai pukul 14.00 WIB.
“Iya kita periksa hingga pukul 24.00 WIB,” kata Kapolsek Sawangan, AKP Rio Mikael Lumban Tobing, Kamis (29/4) dini hari.
Rio mengatakan penyidik masih mengumpulkan keterangan dari para warga. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan informasi yang jelas dan detail demi mengungkap fakta terkait kasus babi ngepet tersebut.
“Hasilnya seperti apa belum dapat saya berikan karena masih melakukan pengumpulan keterangan klarifikasi,” terang Rio.
Rio berjanji akan menyampaikan hasil penyelidikan kepada publik jika sudah didapat kesimpulannya. Ia juga meminta agar masyarakat tidak khawatir dengan isu babi ngepet tersebut. Jika ada benda atau uang yang hilang agar melaporkannya ke polisi untuk diselidiki.
“Hasilnya nanti ya, kami masih melakukan penyimpulan hasil dari klarifikasi terhadap sembilan warga yang menangkap diduga babi ngepet,” tutup Rio.
Polsek Sawangan pada Rabu sore juga membongkar kuburan babi yang dianggap babi ngepet tersebut. Hal itu dilakukan karena lokasi tersebut menjadi tempat kerumunan masyarakat.
“Ya sudah dibongkar saat ini diduga babi ngepet tersebut sudah diamankan Polsek Sawangan,” ujar Rio.
Sebelumnya, sebanyak delapan warga di Depok menangkap hewan tersebut pada Selasa (27/4) dini hari dengan telanjang. Warga melaporkan hewan tersebut mengalami penyusutan setelah ditangkap.
Hingga akhirnya, hewan tersebut dipenggal lalu dikuburkan. Kepala dan bagian badan hewan itu dipisah saat dikuburkan. Warga percaya, penguburan itu bisa mencegah hewan itu hidup kembali.
Peneliti Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Taufiq Purna Nugraha mengatakan hewan yang ditangkap warga adalah jenis babi hutan.
“Kalau dari jenisnya sepertinya Sus Scrofa (Babi hutan). Cukup umum,” ujar Taufiq.