Ada 2 film Marvel yang akan rilis pada tahun 2019 ini yaitu Captain Marvel dan Avengers End Game, keduanya sama sama rilis pada tahun 2019, bersamaan dengan Pilpres 2019 di Indonesia.
Hal yang menarik adalah Captain Marvel adalah wanita, didalam Avengers End Game menceritakan kisah kekalahan Avengers melawan Thanos – manusia bertubuh tinggi besar dan tambun, dan jika dilihat dari Sinopsisnya maka Captain Marvel adalah karakter yang bisa melawan Thanos dalam Avengers End Game.
Trus apa hubungannya sama Pilpres? Ada! Captain Marvel itu wanita yang superhero, dimana banyak Wanita indonesia dari segala usia yang terlihat lebih militan dari para pria. Ya para pria nya juga ikut kampanye memenangkan Jokowi maruf saja melawan kompetitornya, cuman dari segi jumlah, memang ibu ibunya lebih gahar. Itu kenapa 02 targetnya emak emak, karena 02 paham sekali kalau istrinya di kubunya, tidak menutup kemungkinan suaminya juga ikutan, walaupun memang tidak bisa digeneralisasi semuanya seperti itu.
Bagi kalian yang menonton film Avengers Infinity Wars, pasti innata bahwa Star Lord andalan penyebab kekalahan Avengers karena dia yang menggagalkan Spiderman dan Iron Man saat mereka sedang bersatu melawan Thanos. Alasannya apa? karena EMOSI. Ya, emosi yang membuat Thanos bisa kembali ke konsentrasi utamanya sehingga Thanos bisa meluluhlantahkan Spiderman dan Ironman. Trus apa hubungannya sama Pilpres 2019? Yup, ada hubungannya dan sedang terjadi. Tim Pak Jokowi bersama Yusril Izra Mahendra sedang merancang suatu strategi dengan tingkat konsentrasi dan Fokus yang sangat tinggi dalam pembebasan Abu Bakar Baasyir, persis yang dilakukan Iron Man dan Spiderman saat melawan kekuatan tingkat tinggi, dan Star Lord adalah kita yang memiliki pemahaman yang sepotong potong karena didalam benak kita, Abu Bakar Baasyir adalah pentolan Teroris yang melakukan beberapa rencana dari tindakan pengeboman di Indonesia. Apa yang dihadapi Pak Jokowi dan Pak yusril sama beratnya antara membiarkan dan melepaskan. Membiarkan Abu Bakar Baasyir yang sudah tua dan dalam kendisi sakit sakitan ibarat menyimpan Granat yang sudah dilepas kuncinya dan melepaskan Abu Bakar Baasyir akan mendapat makian dari para pendukung maupun swing voters.
Apa bahayanya? Menurut WIKIPEDIA, Abu Bakar Ba’asyir bin Abu Bakar Abud, biasa juga dipanggil Ustadz Abu merupakan seorang tokoh Islam di Indonesia keturunan Arab. Ba’asyir juga merupakan pemimpin Majelis Mujahid Indonesia (MMI) serta salah seorang pendiri Pondok Pesantren Islam Al Mu’min. Berbagai badan intelijen menuduh Ba’asyir sebagai kepala spiritual Jemaah Islamiyah (JI), sebuah grup separatis Militan Islam yang mempunyai kaitan dengan Al-Qaeda . Walaupun Ba’asyir membantah menjalin hubungan dengan JI .
Dalam usianya yang senja dan pernah beberapa kali keluar masuk RS karena sakit parah. Kematian Baasyir didalam penjara akan menimbulkan “Ledakan” dahsyat isu “Presiden Pelanggar HAM membiarkan ulama meninggal didalam Penjara” yang akan di promosikan terus menerus dari media ke media bahkan media internacional. “Ledakan” ini akan memicu pergerakan umat islam radikal yang pura pura marah dan mengajak umat islam lainnya untuk menyerang pemerintahan sah, akhirnya kaum minoritas yang tak paham apa apa akan ikut terbawa jadi korban amukan massa dan kerusuhan rasialis tidak terhindarkan. Akan jauh hasilnya, jika Abu Bakar Baasyir (ABB) dibebaskan tapi tetap terpantau. Andaikatapun Tuhan memanggil beliau, Pemerintah tidak akan disalahkan karena ybs meninggal dalam keadaan bebas. Pemerintah sah tetap menghormati HAM walaupun tindakannya agak kontroversial di mata beberapa orang, tapi menyelamatkan negara dan pesta demokrasi dari oposisi yang siap menggoreng dengan isu Kriminalisasi Ulama, Pelanggaran HAM dan pembiaran ulama meninggal dalam sel.
Apa Oposisi sudah paham strategi ini? Ya mereka paham sekali, itu kenapa mereka menggorengnya dengan strategi baru yaitu mengajak Golput dengan alasan Pemerintah mendukung bebasnya Teroris, Pemerintah menyakiti hati nurani pendukung yang mencintainya dan sejenisnya, berharap Para pendukung menjadi terbawa emosinya dan ikutan membenci Pemerintah dan Golput. Diharapkan dengan meningkatnya Golput, maka kubu junjungannya bisa menang dengan telak saat Quick Count/Real Count, karena oposisi paham, perbedaan Pertahana dan junjungannya cukup besar di survey survey walaupun memang tidak bisa jadi patokan. Tetapi jika ada sekitar 10-15% pendukung Jokowi Maruf Golput, kesempatan 02 memenangkan Pilpres semakin besar. Apalagi ditambah dengan beberapa pendukung oposisi yang mulai membuat skenario CAPRES FANTASI – yang dipimpin Nurhadi-Aldo. Hiburan segar dan parodi yang dibawa oleh CAPRES FANTASI ini memang akan dianggap sebagai lelucon buat mereka yang tak paham politik, tapi jargon jargonnya jika diperhatikan seksama adalah mengajak mereka Golput, mengajak pendukungnya liburan dan tak fokus dengan Pilpres. Tanpa sadar, mereka menggiring pemilik suara untuk GOLPUT, bahkan jika diperhatikan jargonnya, banyak menyindir Pertahana, sehingga pendukung CAPRES FANTASI DILDO (Nurhadi Aldo) ini terbawa untuk fokus ke Liburan panjang (Tidak harus Liburan jalan jalan) dan melupakan Pencoblosan.
Intisari semua dari skenario yang ada – adalah END GAME.
Jika Jokowi menang, maka END GAME buat 02 karena ini kesempatan terakhir capres oposisi ikut Pilpres mengingat 5 tahun ke depan tidak mungkin ikut lagi karena faktor usia dan juga karena dia depresi juga kalah berkali kali.
Jika Jokowi kalah, itu juga END GAME. END GAME untuk Indonesia NKRI karena dibelakang Capres Oposisi, ada gerombolan penyamun, koruptor yang haus dengan kekayaan APBN yang sudah dihemat oleh pemerintahan Jokowi 2014-2019, gerombolan Massa beragama Radikal yang menganggap agamanya yang terbaik dan agama lain sebagai Kafir dan harus dimusuhi, gerombolan Orde Baru karena anak anak Orde Baru masih hidup, mereka akan kembali menghisap “Darah segar” Rakyat, mengambil kekayaan alam untuk kroni kroninya dan tentunya kali ini mereka semua akan bersama sama memperbaiki UUD 1945 ke versi yang menguntungkan mereka sendiri
“Presiden Seumur Hidup”
“Presiden terpilih menentukan Presiden berikutnya”
dan penderitaan kita semua tidak hanya terjadi 5 tahun ke depan saja, tetapi seumur hidup bahkan ke ana cucu kita.
itu kenapa, apapun hasilnya, PILPRES 2019 ini adalah END GAME
Entah END GAME untuk Capres Oposisi ataukah END GAME untuk NKRI.
Kalianlah pendukung Pertahana yang menentukan!