Indovoices.com-Menteri Riset dan Teknologi / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek / Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro meresmikan gedung Science, Technology, Engineering, Art, and Mathmatics (STEAM) di Jakarta Intercultural School (JIS), Jakarta Selatan.
Dalam kesempatan ini, Menristek / Kepala BRIN mengungkapkan para siswa sekolah menengah saat ini akan menghadapi lapangan pekerjaan yang berbeda dengan situasi saat ini, sehingga metode pembelajaran STEAM diharapkan dapat mempersiapkan para siswa sebagai SDM Unggul untuk lapangan pekerjaan yang di masa depan yang sudah terlihat sejak sekarang.
“Siswa-siswi SMP dan SMA hari ini ketika mereka masuk ke universitas atau nanti ke pasar kerja, benar-benar akan berhadapan dengan kondisi yang benar-benar berbeda dengan yang kita hadapi hari ini, dimana saat itu dampak Revolusi Industri ke empat akan semakin nyata, tapi juga akan membuka kesempatan akan jenis pekerjaan yang baru, karena itu para siswa dan siswi harus dibiasakan menimba ilmu yang sesuai, untuk bisa mengantisipasi masa depannya,” ungkap Menteri Bambang Brodjonegoro saat meresmikan gedung “Science, Technology, Engineering, Art, and Mathmatics (STEAM)”, di Jakarta Intercultural School (JIS), Jakarta Selatan.
Menristek / Kepala BRIN mengatakan bahwa akan ada pekerjaan yang hilang saat para siswa nanti bekerja, namun ada juga pekerjaan baru yang muncul, salah satunya adalah pilot atau pengendali drone dari jarak jauh di atas tanah.
“BPPT dan PT DI, serta LAPAN dan TNI dalam konsorsium teknologi pertahanan, dalam koordinasi Kemristek/BRIN juga mengembangkan “drone” Elang Hitam Indonesia untuk bidang pertahanan. Tapi “drone” hanyalah drone yang memerlukan pengendali/pilot (dari ruangan kontrol). Oleh sebab itu tentu saja kalian bisa mendaftar menjadi “pilot drone di masa depan”, ungkap Bambang Brodjonegoro, menyemangati para siswa JIS Middle School.
Selain menjadi pilot drone, para siswa nanti juga diperkirakan bisa menjadi pembuat konten untuk realitas virtual. “Untuk bisa menjadi content creator virtual reality yang baik, kalian tidak bisa hanya menjadi ahli matematika, fisikawan, ahli kimia, Anda juga perlu kreatif, perlu mengerti apa yang orang-orang mau, serta selalu mencermati teknologi yang berkembang. Setiap kelompok usia, akan punya keinginan berbeda dalam menggunakan VR (virtual reality). Anda (para siswa/siswi) perlu bisa menerjemahkan preferensi orang-orang menjadi konten, dan untuk itulah Anda perlu art,” ungkap Menristek / Kepala BRIN.
Bambang Brodjonegoro berharap sekolah negeri dan swasta di Indonesia, juga membuat konsep pengajaran STEAM, dimana terdapat satu ruangan inter aktif yang dapat menunjukkan kemajuan teknologi, kemudian siswa siswi tersebut dapat membedah purnarupa teknologi dari berbagai jenis bidang STEAM, yaitu sains, teknologi, engineering , seni, dan matematika. Selanjutnya siswa/i diminta membuat kembali atau menciptakan teknologi tersebut berdasarkan kreativitasnya. Menristek / Kepala BRIN juga mengungkapkan pentingnya unsur seni dan kreativitas dalam proses belajar berbasis STEAM ini.
“Kami melihat upaya memasukkan art/seni ini adalah untuk mendorong kreativitas, karena science, technology, engineering, mathmatics menunjukkan penguatan background maupun kemampuan dasar, tapi untuk berbuat sesuatu, mereka butuh kreativitas. Yang membuat kita menang dalam kompetisi kadang-kadang kreativitas. Akan lebih baik kalau kreativitas didukung oleh kemampuan dasar yang kuat,” ungkap Bambang Brodjonegoro. (jpp)