Indovoices.com –Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menyoroti kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Jawa Tengah (Jateng) pada saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menerima gelar profesor kehormatan dari Universitas Pertahanan (Unhan), Jumat (11/6).
Jamiluddin menduga presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu hendak memamerkan keakrabannya dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang belakangan ini jadi sasaran tembak sejumlah elite PDIP.
“Keakraban Jokowi dan Ganjar dalam kunker tersebut juga mengindikasikan adanya kubu-kubuan di PDIP. Di sini Jokowi memberi sinyal Ganjar menjadi bagian dari gerbongnya,” kata Jamiluddin kepada JPNN.com, Sabtu (12/6).
Mantan dekan Fakultas Ilmu Komunikasi IISIP Jakarta itu mengatakan penganugerahan gelar profesor kehormatan kepada Megawati tentu merupakan momen penting bagi PDIP.
Penganugerahan gelar profesor tidak tetap Unhan untuk Presiden Kelima RI itu juga dihadiri Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Ketua DPR Puan Maharani.
Belakangan Prabowo dan Megawati terlihat makin akrab, bahkan ada spekulasi tentang kemungkinan ketua umum Gerindra itu berpasangan dengan Puan Maharani di Pilpres 2024.
Namun, Jokowi memilih pergi ke Jateng untuk meninjau proyek Tol Semarang-Demak yang juga berfungsi sebagai tanggul pengendali banjir.
Menurut Jamiluddin, Presiden Ketujuh RI itu dalam kunjungannya ke Jateng seolah hendak menyampaikan isyarat bahwa Ganjar lebih pantas diusung PDIP pada Pilpres 2024 ketimbang Puan yang notabene putri Megawati.
“Sinyal ini (keakraban Jokowi dan Ganjar, red) diharapkan dapat ditangkap Megawati,” ujar Jamiluddin.
Jamiluddin melihat keakraban Megawati dan Prabowo menyiratkan koalisi PDIP dan Gerindra di Pilpres 2024 tinggal menunggu waktu.
“Megawati dan Prabowo tampaknya sudah ada kesepahaman dalam menata Indonesia. Hal ini menumbuhkan saling percaya yang kuat di antara mereka,” ucap Jamiluddin.
Oleh karena itu, Jamiluddin mengatakan koalisi Gerindra dan PDIP akan bermuara pada duet Prabowo-Puan di Pilpres 2024.
“Sinyal itu diperkuat ketika keduanya duduk berdampingan saat menghadiri sidang Senat di Universitas Pertahanan,” tutur Jamiluddin.
Menurut dia, Prabowo akan punya peluang lebih besar di Pilpres 2024 jika didukung partai politik yang solid. Jamiluddin menyebut PDIP dan Gerindra sama-sama memiliki kader militan dan mesin politik solid.
Walakin, Megawati juga harus mempertimbangkan Jokowi. Jamiluddin mengatakan putri Proklamator RI Bung Karno itu mesti mencermati kecenderungan Jokowi mendukung Ganjar.
“Kalau ada kesepahaman kedua tokoh ini (Megawati dan Jokowi, red), maka muluslah pengusungan Prabowo-Puan pada Pilpres 2024,” kata Jamiluddin.