Indovoices.com –Pesawat pertama buatan Indonesia N250 Gatotkaca resmi dimuseumkan di Museum Pusat Dirgantara Mandala di Yogyakarta. Pesawat ini telah dikandangkan selama puluhan tahun di hanggar milik PT Dirgantara Indonesia (Persero), Bandung.
Seri N250 merupakan buah dari mimpi Menristek di era Orde Baru, BJ Habibie, agar Indonesia mampu membuat pesawat sendiri. Tujuannya tak lain agar Indonesia yang secara geografis berupa kepulauan, bisa terkoneksi lewat udara.
Pesawat N250 mulai dirancang bangun pada tahun 1986. Pada tahun 1995 pesawat tersebut berhasil mengudara di langit Indonesia. Mulanya, N250 didesain untuk pasar 30 penumpang, namun belakangan diganti menjadi kapasitas 50 penumpang.
Namun sayang, cerita manis pesawat N250 ini harus terhenti saat Indonesia diterpa krisis moneter atau krismon pada tahun 1998. Proyek pesawat N250 disetop oleh negara akibat krisis ekonomi tersebut. Penutupan proyek IPTN juga dilakukan pemerintah atas saran IMF saat itu.
Dikutip dari Harian Kompas, 10 Agustus 1995, program pembuatan pesawat N250 ke tahap pembuatan prototipe berikut kandas diterpa krisis moneter 1998. Padahal, untuk sampai ke produksi, butuh investasi 650 juta dollar AS atau kini senilai Rp 8,45 triliun.
Seiring dengan itu, IPTN mengalami kemunduran, ditandai pemutusan hubungan kerja sekitar 15.700 pekerja pada 1997, kini tinggal 4.200 orang. Itu seiring penurunan produksi pesawat. Masa surut juga dialami industri strategis dan industri lain.
BJ Habibie sendirilah yang memimpin langsung proyek tersebut hingga sukses terbang. Pesawat N250 adalah satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang menggunakan fly-by-wire atau fwb dengan jam terbang kurang lebih 900 jam.
Turboprop adalah jenis pesawat pembangkit yang menggunakan turbin gas untuk menggerakkan baling-baling. Teknologi fly-by-wireakan melindungi pilot dari manuver berbahaya. Teknologi ini bisa mengambil kendali kontrol pesawat saat pilot lengah.
Karena semuanya serba elektronik, sifat pemeliharaan pesawat ini pun lebih efisien dibanding pesawat pendahulunya.
Kecepatan terbang pesawat N250 Gatotkaca mampu mencapai 610 km per jam. Sementara untuk ketinggian operasinya setinggi 25.000 kaki dengan daya jelajah 1.480 km.
Selain fbw yang rumit, adanya niat untuk menjadikan N-250 sebagai pesawat baling-baling dengan kecepatan jelajah tinggi 330 knot atau hampir 600 km/jam, membuat para insinyur IPTN dihadapkan pada tantangan teknik yang besar, yang belum pernah mereka alami sebelumnya.
Semuanya itu tidak mudah. Satu kali generator auxiliary power unit yang harus menyediakan tenaga listrik tambahan mati, ada pula kemudi digerakkan untuk memutar pesawat ke kiri, pesawat membelok sebaliknya, juga ada as generator di mesin yang patah.
Presiden Soeharto senang bukan main
Pesawat N250 mulai terbang perdana pada 10 Agustus 1995 di Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Ribuan orang menyaksikan langsung penerbangan perdana pesawat pertama buatan anak bangsa tersebut.
Lepas landasnya N250 juga disiarkan langsung oleh TVRI. Gemuruh takbir, sorak sorai kebanggan, dan tepuk tangan menggema ketika pesawat N250 yang dipiloti Erwin Danuwinata itu berhasil lepas landas.
Saat itu, Presiden Soeharto yang ikut menyaksikan penerbangan pertama itu bahkan sampai beberapa kali mengusapkan sapu tangan untuk menyeka air matanya. Soeharto seketika langsung memeluk Habibie yang berada di sampingnya tersebut lantaran tak kuasa menahan kebahagiannya.
“Kini kita bisa berjalan tegak bersama-sama dengan bangsa-bangsa lain di dunia,” ucap BJ Habibie dikutip dari Harian Kompas, 11 Agustus 1995.
“Keberhasilan uji coba N-250 bukanlah keberhasilan saya, tetapi keberhasilan generasi penerus. Keberhasilan ini bagi saya tidaklah terlalu penting, ini penting bagi generasi muda sebagai generasi penerus,” kata dia lagi.
Suasana bangga sekaligus haru menyelimuti para teknisi, insinyur, dan ratusan pasang mata yang menyaksikan pendaratan mulus pesawat N250 di Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung setelah melakukan penerbangan selama 56 menit.
Tepuk tangan saat pesawat meninggalkan landasan dan saat mendarat dan saling salam-salaman disertai rasa haru tak tertahankan akan suksesnya uji terbang pesawat yang diberi nama “Gatotkaca” itu menyelimuti suasana upacara yang diliput pula oleh banyak wartawan asing.
“Keberhasilan uji coba penerbangan pesawat N250 ini merupakan tonggak bersejarah bagi seluruh bangsa Indonesia, karena berhasil merancang sendiri pesawat modern. Ini adalah produk andalan IPTN dan juga masyarakat, karena proyek ini dirancang bangun sepenuhnya oleh putra-putri Indonesia,” kata Presiden Soeharto saat itu.
Ditambahkan, dengan berhasil dibuatnya N-250 ini, maka Indonesia bisa mengurangi ketergantungannya kepada luar negeri. Selain itu pesawat baru ini membanggakan, karena bisa dijual ke negara-negara lain.
“Saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada IPTN. Mudah-mudahan akan menjadi kebanggaan Indonesia dan juga negara-negara berkembang lainnya yang merasa senasib dengan Indonesia,” tutur Soeharto.
Keberhasilan itu, lanjut dia, akan mendorong semakin besarnya rasa kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri, mampu menatap masa depan yang lebih cerah, serta menumbuhkan kesadaran tentang arti penting Trilogi Pembangunan.(msn)