Indovoices.com – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, menyampaikan rasa Terimakasih sekaligus permohonan maaf pada seluruh jajaran di Kementerian Pertanian (Kementan), karena kerap kali mengganggu hingga larut malam untuk melakukan koordinasi program-progam kerja Kementan.
“Saya hubungi tadi, ternyata pukul 3 dinihari Pak Irjen masih terjaga. ‘Siap pak ada perintah?’, Saya bilang nggak ada cuma tes aja. Apakah spiritnya masih terjaga di penghujung masa bhakti kabinet kerja kita ini. Alhamdulillah masih semangat. Pak Wandi (Suwandi, Dirjend Hortikultura-Red) juga demikian,” ujar Mentan Amran saat berpidato pada Upacara Peringatan Hari Krida Pertanian, di Kantor Pusat Kementan, Ragunan, Jakarta Selatan (21/6).
Amran bersyukur semangat kerja yang selama ini ia bangun bersama seluruh insan Kementan, telah membuahkan banyak pencapaian. Di antaranya kinerja ekspor produk pertanian yang meningkat, stok beras di tanah air yang melimpah, sehingga harga bahan pokok terkendali di Ramadan dan hari raya Idul Fitri lalu.
“Kementerian pertanian juga mendapat apresiasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang hadir datang langsung ke sini. Kemarin kami presentasi di Istana, yg dipimpin ketua Wantimpres, dan mengucapkan terimakasih kepada seluruh jajaran pertanian tanpa kecual,”ujarnya bangga.
Ia juga melaporkan kehadirannya pada pertemuan Menteri-menteri Pertanian yang tergabung dalam negara G20 di Niigata, Jepang tiga pekan lalu untuk menyampaikan perkembangan pembangunan pertanian Indonesia.
“Ada tujuh negara yang ingin sharing, apa sih yang dilakukan pertanian Indonesia. Dan yg menarik juga ada empat wakil kepala negara, wakil presiden Argentina datang langsung ke sini – ke kantor Kementan dan itu pertama kali dalam sejarah,” imbuhnya.
Di antara sederet raihan yang membanggakan, Mentan meminta pada segenap pejabat eselon di lingkungan Kementan menjaga semangat untuk bekerja lebih baik lagi di masa yang akan datang.
“Banyak hal yang dibanggakan, kalau masih ada yg belum sempurna, kita sempurnakan ke depan. Kami titip para pejabat eselon satu eselon dua, jangan pernah berhenti berbuat yang terbaik buat bangsa dan negara yang kita cintai,” pesan Amran.
Hari Krida Pertanian yang diperingati tiap tanggal 21 Juni, selalu dijadikan momen bagi semua yang terlibat dalam usaha pertanian untuk menyampaikan puji syukur atas hasil yang diperoleh serta mengevaluasi kelemahan untuk diperbaiki di masa depan.
Perayaan Hari Krida Pertanian kali ini cukup istimewa. Lantaran tahun ini menjadi tahun penutup Kabinet Kerja di bawah kepemimpinan Jokowi – JK.
Sehingga tema “SDM dan Infrastruktur Menuju Pertanian Berdaya Saing” yang dipilih tahun ini, sekaligus menjadi refleksi bagi kinerja sektor pertanian selama lima tahun ke belakang dan juga menyusun misi yang akan diemban untuk mengembangkan pembangunan pertanian ke depannya.
Refleksi Pembangunan Sektor Pertanian
Usai upacara, kepada wartawan Kepala Biro Humas menyampaikan bahwa selama hampir lima tahun membangun pertanian yang berdaya saing, pimpinan kami (Mentan Amran) selalu menekankan pentingnya kerja keras dan sinergi dengan semua kelompok pemangku kepentingan di sektor pertanian. Dalam berbagai kesempatan, Amran selalu berterima kasih dan mengapresiasi keterlibatan berbagai pihak dalam sejumlah keberhasilan pembangunan pertanian.
Yang terbaru pada kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan) 2019, selasa (20/6/2019) lalu Menteri Pertanian mengucapkan terima kasih kepada seluruh Kepala Dinas, provinsi Kabupaten se-Indonesia yang hadir atas partisipasinya terhadap produtivitas pangan, peningkatan ekspor, pengendalian inflasi pangan, hingga tingkat kemiskinan yang menurun.
“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB sektor pertanian periode 2014-2018 tercatat naik Rp400 triliun sampai Rp500 triliun. Total akumulasinya mencapai Rp1.370 triliun. Peningkatan PDB pertanian turut didorong oleh peningkatan volume ekspor. Jika pada 2013 ekspor hanya mencapai 33 juta ton, maka pada 2018 ekspor pertanian mencapai 42 juta ton,” jelas Boga.
Ia menambahkan, capaian lain yang menjadi catatan penting adalah inflasi pangan yang sangat terkendali. Pada tahun 2017, inflasi pangan bisa ditekan hingga 1,26 persen. Capaian tersebut menunjukkan inflasi pangan sudah jauh lebih terkendali, terutama bila dibandingkan inflasi pangan tahun 2014 yang mencapai 10,57 persen.
Peningkatan produksi dan ekspor pertanian, maupun terkendalinya inflasi pangan juga turut diikuti dengan peningkatan kesejahteraan pertanian. Data BPS menunjukkan Nilai Tukar Petani (NTP) tahun 2018 mencapai 102,46, tertinggi selama lima tahun terakhir.
Peningkatan NTP juga diikuti oleh penurunan tingkat kemiskinan di pedesaan. Persentase jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2018 tinggal 9,66% (25,67 juta orang) dan mengalami penurunan sebesar 0,16% poin terhadap Maret 2018 (9,82%), dan 0,46% poin terhadap September 2017 (10,12%).
“Bila mengacu pada fakta bahwa pelaku usaha pertanian masih terkonsentrasi di pedesaan, data ini bisa dijadikan gambaran bahwa kesejahteraan para pelaku usaha pertanian terus membaik,”tutupnya. (tan/jpp)