Indovoices.com-Berawal dari Wuhan, China, virus corona atau SARS-COV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 secara global saat ini telah menyebar ke sekitar 170 negara di dunia termasuk Indonesia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan setiap negara sedang berusaha melakukan segala upaya agar dapat melawan pandemi virus yang telah menyebabkan ribuan orang meninggal dunia.
Senior Advisor on Gender and Youth to the WHO DG, Diah Saminarsih, menyebutkan bahwa sejak pertama virus ini menyebar, banyak pelajaran yang bisa diambil dan dipilah oleh Indonesia.
Namun, hal yang paling penting dan ditegaskan oleh WHO adalah untuk melakukan berbagai cara dengan tujuan utama untuk menyelamatkan nyawa manusia.
“Clear message (pesan yang jelas) dari WHO adalah menyelamatkan nyawa orang. Jadi priority (prioritas) pertama adalah saving lives,” kata Diah dalam forum diskusi online bertajuk “Peran Masyarakat Sipil Hadapi Covid-19”.
Menyelamatkan nyawa orang yang dimaksudkan adalah menyelamatkan populasi dari mortalitas ataupun dari kesakitan yang lebih berat daripada sebelumnya.
Bagaimana caranya menyelamatkan nyawa orang versi WHO?
Dipaparkan Diah, cara terbaiknya adalah dengan tidak menunggu semua hasil yang pasti berhasil saja terkait Covid-19 lantas mau bertindak.
Dengan kata lain, ia mengatakan bahwa speed atau kecepatan aksi benar-benar diperlukan dalam kondisi darurat saat ini.
“Kalau kita nunggu semuanya yang hanya pasti berhasil. Itu tidak akan cukup cepat menghadapi virus ini, juga menangani virus ini,” ujar dia.
Agenda setting nasional
Menurut Diah, Indonesia dalam melakukan agenda setting nasional tetap harus melihat serta memperhitungkan konteks dan determinan (faktor yang menentukan) wabah corona.
Merangkum panelis lainnya dalam diskusi, Diah menyebutkan bahwa data, transparansi, akurasi laboratorium testing, sistem kesehatan dan perlindungan tenaga kesehatan merupakan determinan atau faktor yang menentukan agenda setting nasional di Indonesia.
Pembuat kebijakan seharusnya menjadikan kesehatan masyarakat menjadi prioritas yang paling utama, meskipun dampak dari wabah Covid-19 ini sendiri sudah masuk ke persoalan non-kesehatan.
“Kita gak boleh ketuker-tuker (tertukar) bahwa harus jelas ini adalah mitigasi kesehatan untuk menyelamatkan hidup orang. Baru dampak ekonomi yang ada di dalamnya di-handle (diatasi),” tegasnya.
Persoalan mitigasi kesehatan ini, kata Diah, memang tidak perlu menjadi hal yang diragukan dan harus disampaikan secara transparan agar dapat dipercaya oleh publik.
Dari determinan terutama tranparansi dan kepercayaan publik, baru bisa dengan baik dan tepat menentukan aksi yang seharusnya diambil oleh pemerintah juga masyarakat sipil.
Satuan tugas kesehatan adalah salah satu jembatan yang baik antara irisan pemerintah dan masyarakat sipil. Kedua elemen ini dapat bekerjasama dan saling mendukung demi tujuan menyelamatkan nyawa orang.
Oleh sebab itu juga, Diah menekankan bahwa saat ini kita tidak dapat bergerak sendiri-sendiri.
“Kolaborasi itu penting termasuk antara pemerintah dan masyarakat sipil, yang di dalamnya terdapat banyak elemen dan profesi yang harus dipertimbangkan kapasitas keilmuannya masing-masing,” tutupnya.(msn)