Indovoices.com-Pemerintah menganggarkan Rp 72 miliar untuk menggenjot pariwisata RI yang turun akibat virus corona, salah satunya dengan membayar influencer untuk mempromosikan wisata.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, menjelaskan pemerintah akan menggandeng influencer internasional untuk mempromosikan wisata di negara influencer berasal.
“Ini lebih ke international market. Ini yang Rp 72 miliar itu bukan untuk influencer saja, ada banyak komponen promosi,” ucap Wishnutama usai rapat di Istana Negara, Jakarta.
Berikut wawancara lengkap dengan Wishnutama:
Berapa banyak influencer yang akan dilibatkan? Lokal atau internasional?
Ini lebih ke international market. Ini yang Rp 72 miliar itu bukan untuk influencer aja, ada banyak komponen promosi. Jadi Rp 72 miliar itu untuk promosi, familiarization trip, untuk pengenalan destinasi wisata, salah satunya influencer.
Anggaran untuk influencer dari Rp 72 miliar itu berapa?
Saya belum hitung, karena kita mesti tanya influencernya kan. Misal kita pilih dari Amerika, kita cari influencer Amerika dong. Gitu dong. Masa kita mau pengaruhi market Amerika, tapi pakai influencer dari Indonesia. Kan gak ngaruh.
Ketentuan influencernya seperti apa?
Nanti kita pelajari, kan ini baru disetujui. Jadi kita cari. Misalnya Si A, engagement-nya berapa, viewersnya berapa di YouTube atau Instagram. Nah, dari gitu gitulah yang akan kita lihat. Yang paling bagus akan kita approach.
Berapa banyak influencer yang akan dilibatkan?
Belum tahu, kita mesti hitung-hitung dulu cost-nya.
Cuma di Amerika berarti?
Enggak, ada Eropa, ada Australia, ada Middle East, India. Masa orang Amerika promosiin buat India, kan beda lagi kan. Jadi memang seperti itu.
Kapan akan dimulai?
Secepatnya. Sekarang kan kami masih menunggu dari Kemenkeu budgetnya, lalu kita lagi planning influencer macam mana yang kita mau undang. Dan budget ini yang Rp 72 miliar, termasuk travel agent, kerja sama dengan travel agent, joint promotion, travel operator juga masuk di situ. Jadi ini besar. Dan kita mesti tahu wilayah promosi kita ini besar sekali, bukan cuma Indonesia aja. Dan dalam waktu secepatnya, untuk mengambil perhatian market dunia.
Realisasinya kapan?
Rencananya kan ini baru bulan Maret ya kita bisa implementasi. Tapi sekarang udah mulai rancang. Tapi detailnya belumlah, kan baru kemarin baru di-propose, disetujui, dan kita sudah coba rancang strateginya bagaimana.
Sekali lagi ya, itu Rp 72 miliar itu bukan influencer saja. Ada banyak komponennya, salah satunya influencer.
Jadi berapa influencernya?
Kan lagi dihitung benar, kan influencer harganya beda-beda. Misal BTS kan mahal banget kali.
Jadi BTS nih, Pak?
Enggak, enggak mampu. Terus terang kalau bayar influencer BTS enggak mampu.
Estimasi bisa dapat influencer?
Gini, rangenya kan macam-macam. Kalau bilang BTS, ya enggak akan sanggup. Itu lebih dari 10 juta dolar kali buat mereka. Tapi kalau yang lebih kecil ya lebih murah. Nah, kita lagi hitung-hitung nih. Tapi kan tahu sendiri, kalau engagement-nya semakin besar, otomatis semakin mahal.
Jadi itu mesti dihitung lagi. Dan mereka mau apa enggak, itu harus ditanya. Mau enggak promosiin Indonesia, belum tentu mau. Kalaupun mau berapa harganya, kita harus negoisasi. Kan gitu.
Ada berapa influencer yang masuk daftar?
Paling enggak kan ada dari Amerika, dari India misalnya, Middle East. Negara-negara yang kira kira punya potensi yang luar biasa. Dan Australia itu kan sudah dekat, visitor banyak, spendingnya gede, paling mudah kalau bisa Australia dululah. Kita taktis aja. Lagian 5-6 jam sudah sampe Indonesia. (msn)