Indovoices.com –Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menilai kebijakan pembebasan airport tax atau pajak bandara yang diterapkan pemerintah belum cukup optimal mendorong kenaikan pengunjung hotel dan restoran. Sebab, tren yang terjadi saat ini menunjukkan masyarakat lebih banyak berwisata menggunakan jalur darat.
“Itu yang kami perhatikan,” kata Wakil Ketua PHRI Maulana Yusran saat dihubungi di Jakarta.
Yusran mencontohkan daerah seperti Lampung dan Palembang, yang mengalami kenaikan okupansi hotel dan kunjungan restoran cukup tinggi. Terutama, di masa libur panjang akhir Oktober 2020 kemarin.
Salah satu penyebabnya adalah lokasi kedua daerah yang sudah terhubung dengan tol. Keberadaan tol ini, kata Yusran, memberikan pengaruh yang sangat signifikan.
Sebelumnya, pemerintah telah menerapkan kebijakan ini sebagai stimulus mendorong bisnis pariwisata dan penerbangan. Pembebasan ini diberikan untuk 13 bandara, yang mayoritas ada di Pulau Jawa.
Untuk Jawa, ada di Bandara Soekarno – Hatta (CGK), International Yogyakarta Kulon Progo (YIA), Halim Perdanakusuma Jakarta (HLP), Jenderal Ahmad Yani Semarang (SRG), Banyuwangi (BWX), hingga Adi Sucipto (JOG).
Tiga ada di Pulau Sumatera, yaitu Hang Nadim (BTH), Kualanamu Medan (KNO), dan Silangit (DTB). Tiga di Bali dan Nusa Tenggara, yaitu I Gusti Ngurah Rai Denpasar (DPS), Lombok Praya (LOP), Komodo Labuan Bajo (LBJ). Satu di Pulau Sulawesi yaitu Sam Ratulangi Manado (MDC).
Selain itu, pembebasan tax airport ini juga dinilai belum optimal, karena lebih banyak berpusat di Pulau Jawa. Tapi di sisi lain pergerakan wisatawan lagi-lagi lebih banyak menggunakan jalur darat, di tengah infrastruktur di Jawa yang sudah lengkap.
Pembebasan tax airport ini akan diterapkan sampai akhir 2020. Tapi karena kondisi ini, Yusran tidak berkomentar apakah berharap akan diperpanjang sampai 2021, seperti yang saat ini sudah beredar.
Sebab di masa libur panjang kemarin, okupansi hanya naik 30 persen saja di momen weekend libur panjang dan di beberapa daerah tertentu. Tapi setelah itu, kembali drop.
Untuk itu, Ia menyebut salah satu yang bisa mendorong sebenarnya adalah kegiatan-kegiatan pemerintah. Sebab, kegiatan ini yang bisa mengisi okupansi di hari kerja atau weekday.(msn)