Indovoices.com –Pengamat Terorisme, Ridlwan Habib menilai calon Kapolri Listyo Sigit Prabowo adalah sosok pendiam namun punya ilmu mematikan. Ia menyebutnya seperti ular kobra.
“Cara jangkau Kapolri ini terhadap elemen-elemen di luar Polri, menurut saya luar biasa. Silent but deadlylah bahasanya, kobra,” kata Ridlwan dalam sebuah diskusi bertajuk ‘Listyo, Kapolri Non Muslim Pemersatu Ulama‘, Minggu, 24 Januari 2021.
Hal ini, ujar dia, terbukti dengan tidak adanya penolakan yang mencuat dengan terpilihnya calon Kapolri non-muslim ini. Padahal, Ridlwan sebelumnya memprediksi pasti akan ada penolakan dari sejumlah kelompok.
“Ternyata prediksi saya salah. Kita enggak tahu manuvernya, tahu-tahu Habib Rizieq ketika ditanya lewat pengacaranya tentang Kapolri baru, juga mendoakan. Kan luar biasa itu,” ujar dia.
“Dalam bahasa inteligen, teknik penggalangan beliau luar biasa,” lanjutnya.
Menurut Ridlwan, kepiawaian Listyo merangkul berbagai pihak sudah terlihat sejak menjadi Kapolda Banten (masa jabatan Oktober 2016-Agustus 2018). “Beliau bisa membuat kompak ulama-ulama di Banten. Yang mohon maaf, Kapolda-kapolda sebelumnya yang muslim malah gagal,” ujarnya.
Baca: Listyo Sigit Ingin Ubah Peran Polsek, YLBHI: Ini Rencana yang Berbahaya
Awalnya, mantan ajudan Presiden Joko Widodo itu sempat ditolak sejumlah ulama saat hendak ditabalkan menjadi Kapolda Banten. Listyo—nonmuslim, dianggap tak sejalan dengan wilayah Banten yang berwujud kasultanan.
Mendapat penolakan itu, Listyo melakukan manuver dengan mendekati ulama. “Pertama kali saya datangi Abuya Muhtadi (ulama asal Banten), tokoh FPI (Front Pembela Islam), Ustas Kurtubi, dan Martin Syarkawi. Kemudian saya keliling, (mengunjungi) tokoh Pandeglang, sudah almarhum sekarang. Beliau salah satu pemimpin pesantren di Tebuireng 008,” ujar Listyo kepada Majalah Tempo, Jumat, 12 Desember 2019.
Dalam kunjungannya, Listyo menjelaskan bahwa ia datang sebagai aparatur penegak hukum. Dengan begitu, ia mengemban tugas menjamin keamanan warga Banten. Listyo mengakui tak meyakinkan apa pun kepada para ulama.
Ia hanya menyebut “akan menjadi pelayan” saat warga meminta tolong dan terbelit masalah. “Saya siap jadi pelayan bapak-bapak,” tuturnya.
Trik Listyo mendekati ulama dengan metode dialog pintu ke pintu rupanya efektif. Dengan membuka ruang dialog, lambat laun keberadaannya diterima oleh ulama.
Dianggap mampu merangkul semua kalangan, Listyo didukung oleh sekitar 3.000 ulama dari Majelis Pondok Pesantren Salafiyah se-Banten untuk menjadi Kabareskrim Polri. Dukungan itu ditunjukkan seusai ribuan ulama menjalankan istigasah di Kampung Petir, Serang, pertengahan November lalu.
Listyo resmi dilantik sebagai Kabareskrim pada Senin, 16 Desember 2019. Ia mengisi kursi lowong setelah pejabat sebelumnya, Jenderal Idham Azis, ditarik menjadi Kapolri. Kini, Listyo pun ditunjuk menggantikan Kapolri Jenderal Idham Azis yang akan pensiun awal Februari mendatang. Listyo akan dilantik menjadi Kapolri pada akhir Januari ini.(msn)